Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semangat bagi Sastra Sunda

Kompas.com - 13/02/2012, 02:28 WIB

Perlahan kecintaannya terhadap bahasa Sunda bertambah besar setelah diterima sebagai mahasiswa Sastra Sunda IKIP Bandung. Ia bahkan bercita-cita menorehkan namanya dalam sejarah sastra Sunda sebagai sastrawan perempuan Sunda ternama.

Ajakan sastrawan Sunda kawasan sekelas Ajip Rosidi dan Abdoellah Moestapa membawanya pada Paguyuban Pengarang Sastra Sunda yang kini berganti nama menjadi Paguyuban Panglawungan Sastra Sunda (PPSS); kelompok sastrawan Sunda berkumpul, berkarya, dan diskusi pada tahun 1996. Selang tiga tahun kemudian, ia didapuk menjadi Ketua (Pupuhu) PPSS.

Sejak saat itu, Etti rajin menggagas ide dan mendorong inisiatif berkarya anggota PPSS. Prinsipnya, meningkatkan minat belajar bahasa dengan cara menyenangkan.

”Banyak manfaat yang bisa diambil dari sastra Sunda, baik itu pengobatan, pendidikan, maupun sistem pemerintahan yang sayang bila dilupakan,” katanya.

Saba Sastra

Kiprah lain Etti di antaranya adalah menyosialisasikan Hari Bahasa Ibu Internasional sejak tahun 2006, rutin menggelar lomba naskah drama dan novel berbahasa Sunda, serta menerbitkan antologi puisi, cerpen, dan surat cinta berbahasa Sunda bagi pengarang yang belum terkenal.

”Tanpa didorong seperti itu, karya sastra Sunda dikhawatirkan akan mandek alias tidak ada karya baru,” kata Etti.

Bersama anggota PPSS, ia juga memperkenalkan kearifan lokal sastra Sunda, seperti kertas daluang— media kertas penulisan dokumen Sunda kuno—tarucing cakra atau teka teki silang bahasa Sunda, hingga memperkenalkan aksara Sunda kuno yang mulai dilupakan.

”Banyak potensi sastrawan Sunda yang harus ditingkatkan. Itu perlu dorongan dan semangat semua pihak,” kata Etti yang menjabat sebagai Ketua PPSS selama 12 tahun.

Salah satu program yang disukai banyak kalangan adalah Saba Sastra. Program ini memperkenalkan banyak unsur sastra Sunda, mulai dari karya, temu sastrawan, hingga pengelola program studi bahasa Sunda. Pesertanya adalah guru dan siswa di sejumlah daerah. Daerah yang sudah dikunjungi, antara lain, Kuningan, Garut, Purwakarta, Sukabumi, dan Ciamis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com