Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tambang Cuma Untungkan Pejabat

Kompas.com - 21/02/2012, 03:47 WIB

”Berbagai konflik dan tindakan kriminal terkait kegiatan pertambangan disebabkan oleh berkembangnya paradigma baru di masyarakat bahwa tambang adalah milik daerah dan masyarakatnya, yang dengan mudah ditunggangi kepentingan: politik, ekonomi, pemekaran wilayah, pilkada, dan kesejahteraan ekonomi dan sosial yang kemudian menjelma menjadi tuntutan anti-pertambangan,” katanya.

Direktur Walhi Sulawesi Tenggara Hartono di Kendari mengatakan, kehadiran pertambangan di Sultra lebih banyak merugikan masyarakat ketimbang menguntungkan. Pemerintah diminta melakukan moratorium pertambangan. ”Banyak aktivitas pertambangan, menimbulkan kerusakan lingkungan, konflik dengan masyarakat, serta menghilangkan mata pencaharian warga. Kasus terbaru adalah meluapnya dam pengendali air perusahaan tambang nikel di Pulau Kabaena, Kabupaten Bombana, yang membanjiri tiga desa di Kabaena, 15 Februari 2012.”

Akbar Dimba dari Aliansi Masyarakat Wawonii Peduli Lingkungan (AMWPL) juga mendesak pemerintah daerah mencabut izin usaha pertambangan nikel dan emas di Kecamatan Wawonii Tengah, dan Wawonii Barat, Kabupaten Konawe, Sultra, sebab kawasan tambang tersebut merupakan kawasan pertanian, perkebunan, dan perikanan di wilayah itu.

Potensi konflik usaha pertambangan di Jawa Timur merata. Direktur Eksekutif Walhi Jatim Bambang Catur Nusantara melihat potensi konflik itu merata di daerah yang kaya sumber daya alam, mulai gas, minyak bumi, emas, air, hingga pasir. Di kawasan selatan potensi konflik dari Kabupaten Pacitan-Banyuwangi.

Eksplorasi dan penambangan emas di kawasan Tumpangpitu, Kabupaten Banyuwangi telah berakibat hancurnya semangat gotong-royong, berubahnya cara hidup agraris ke penggali tambang, sebagaimana dikatakan

Deni (68), sesepuh warga Tumpangpitu. Aktivitas tambang emas telah memicu keretakan sosial warga.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas bahkan sejak September 2011 menyatakan belum akan menerbitkan surat izin lanjutan untuk eksplorasi tambang bagi PT Indo Multi Niaga jika tidak ada keuntungan yang diperoleh warga Banyuwangi. (KOR/ENG/AHA/JAN/ARA/NIT/ITA/PRA/LAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com