Nurman Fauzi, seorang karyawan swasta, mengaku hampir setiap hari selalu makan di Sabang karena relatif murah dan tak perlu jauh-jauh meninggalkan kantornya.
"Sudah langganan sih," katanya.
Kantor Nurman sebenarnya tidak berada di kawasan Jakarta Pusat, tetapi dia sudah telanjur memproklamasikan diri sebagai pelanggan fanatik sebuah warung makanan yang ada di Sabang.
Lain lagi dengan Dian Laksono yang karyawan bank. Bersama kawan-kawannya, dia sangat suka makan di kawasan Sabang karena ada banyak pilihan makanan di sini.
"Tiap hari menu saya bisa beda-beda jadi dijamin nggak bosen mas," tambahnya.
Sementara Lia Andari yang bekerja sebagai karyawan operator seluler mengaku menyenangi makanan di kawasan Sabang karena harganya pas buat karyawan seperti dia.
"Kadang juga ada bule yang ikut makan di sini lho," kata dia.
Suasana kuliner Sabang tidaklah seperti kawasan mall yang rapi, bersih, dan nyaman. Tapi kawasan ini selalu diramaikan orang-orang berbagai kelas, termasuk para eksekutif muda.
Sampah plastik bertebaran di mana-mana, bahkan ada warung makanan yang dekat dengan saluran air yang menebar bau menyengat.
"Walaupun keadaannya seperti ini tidak mengurungkan niat saya buat makan kok," kata Arif Maulana, juga karyawan swasta.