Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Keberhasilan Anak Autistik

Kompas.com - 30/04/2012, 09:32 WIB

Kemudian, Prita menyadari, pendidikan khusus untuk anak autistik ternyata mahal. Dia memikirkan nasib masyarakat kelas menengah ke bawah dengan anak autistik. Apalagi untuk mendapatkan informasi mengenai gangguan perkembangan anak relatif tak mudah.

”Raysha masuk ke sekolah untuk anak berkebutuhan khusus, biayanya mahal. Saya berpikir, bagaimana misalnya seorang petugas satpam yang beristri suster radiologi dan mempunyai anak autis? Saya merasa lebih beruntung dari mereka. Lalu, apa yang bisa saya lakukan?”

Berawal dari milis

Empat tahun lalu, Prita bersama ibu-ibu yang peduli autisme menggagas berbagai kegiatan untuk anak autistik. Awalnya, milis dibuat untuk menjadi tempat berbagi para ibu yang mempunyai anak autistik. Mereka berbagi pengalaman.

”Kami juga mengetuk orang-orang yang tak mempunyai hubungan dengan autisme untuk peduli. Di Indonesia jumlah anak autistik makin meningkat. Sebuah penelitian menyebutkan, dari 1.000 kelahiran, terdapat delapan anak autistik,” tambah Prita, yang mendirikan London School Centre for Autism Awareness. Lembaga tersebut melakukan berbagai kegiatan, seperti seminar, pelatihan untuk mentor, dan sosialisasi. Bentuk sosialisasi di antaranya tentang cara menangani anak autistik di tempat umum, seperti hotel, butik, dan pesawat terbang.

Menurut Prita, restoran, hotel, dan butik sebaiknya menyediakan tempat bermain untuk anak berkebutuhan khusus. Mereka memerlukan tempat yang nyaman, tak terlalu terang, dan tak berisik.

Untuk membantu pihak hotel dan butik saat menerima konsumen anak autistik, Prita memberikan program pelatihan. ”Misalnya untuk butik, bagaimana menata ruang untuk anak autistik. Apa saja mainannya. Ketersediaan ruang ini membuat si ibu tak khawatir saat berbelanja,” paparnya.

Yang telah mendapatkan pelatihan untuk melayani anak autistik antara lain Hotel Millennium, Hotel Pullman, dan butik Marks and Spencer, Jakarta.

”Anak autistik jangan ditinggal saja di rumah. Kalau ibunya berbelanja, ajak serta anaknya. Kalau mereka dipahami, anak autistik akan lebih mudah bersosialisasi dengan lingkungannya,” katanya.

Pelatihan untuk melayani anak autistik juga diberikan antara lain kepada awak pesawat Turkish Airlines dan Pakistan Airlines. Prita juga memanggil mentor dari Filipina untuk memberikan pelatihan penanganan anak autistik di tempat umum.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau