Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Camilan Jantung Pisang hingga Sarung

Kompas.com - 30/07/2012, 12:35 WIB

Adapun ubi jalar ungu/putih diolah menjadi es krim. Agar rasanya menarik, tepung ubi jalar ungu/putih yang dibuat jadi adonan es krim itu dicampur rasa buah-buahan dengan pilihan antara lain jeruk, sirsak dan kiwi, serta markisa dan buah naga.

Menyentuh TKI

Pengembangan keterampilan untuk bekal mandiri juga diberikan kepada anak-anak tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia. Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) menjadi induk untuk SMP terbuka—disebut learning center—di sejumlah tempat yang dekat dengan komunitas TKI Indonesia di Malaysia.

Sri Wati, guru SIKK, mengatakan, para siswa SMP terbuka di Malaysia diajari keterampilan menjahit. Keterampilan ini dimanfaatkan untuk mengembangkan usaha produksi pakaian seragam SD dan SMP siswa Indonesia. Kreasi siswa SMP Terbuka Kinabalu yang baru pertama kali pada ajang Lomojari ini meraih juara I kategori tata busana.

Selain itu, keterampilan menjahit juga diterapkan untuk pembuatan tas pesta sederhana. Para siswa membuat tas dengan rangka karton yang dilapisi kain satin atau kain lain yang menarik. Tas pesta sederhana yang relatif murah ini bisa dititipkan di toko-toko di Malaysia.

Harianto (16), siswa SMP Terbuka Kinabalu, senang belajar seperti anak-anak Indonesia lain. Kebijakan Pemerintah Malaysia yang melarang anak-anak asing bersekolah di sekolah pemerintah membuat banyak anak TKI kesulitan menikmati pendidikan.

”Untuk sekolah swasta boleh, tetapi mahal. Biaya sekolah mencapai 3.000 ringgit per bulan atau sekitar Rp 9 juta. Banyak orangtua tidak sanggup,” kata Harianto.

Selain belajar keterampilan menjahit atau tata busana, para siswa juga mendapat keterampilan tata boga. Dengan bekal keterampilan ini, kelak siswa bisa mengembangkan usaha sendiri untuk mandiri.

Pendidikan keterampilan di SMP Terbuka Wonomulyo, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, beda lagi. Mereka menitikberatkan menjaga warisan budaya. Para siswa diajari menenun sarung aneka motif.

Selanjutnya, tenunan sarung dikembangkan untuk dibuat beragam produk yang dapat dimanfaatkan sehari-hari. Tenunan sarung, antara lain, diaplikasikan untuk kopiah, sarung bantal, dan taplak meja.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com