Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jago Mengolah Lahan Pertanian

Kompas.com - 27/08/2012, 05:15 WIB

Ketebalan gambut di sekitar Kalampangan bisa mencapai 15 meter. Sebelum ditanam, lahan gambut diolah dengan cara dibakar dan diberi kapur, lalu dipupuk. Hasil panen bunga rosela cukup bagus sehingga dapat memberikan keuntungan lumayan. Tanaman sudah bisa dipanen saat berumur tiga bulan hingga sembilan bulan.

Tanaman rosela pun jadi produk unggulan SMKN 7 Palangkaraya. Dalam sejumlah pameran hingga tingkat provinsi, produk rosela SMKN 7 Palangkaraya menarik perhatian dan banyak dibeli. Tidak cuma bibit tanaman, produk olahan, seperti sirup dan teh rosela, juga selalu laris manis.

”Tadinya rosela tidak terlalu dikenal petani dan masyarakat. Setelah kami kenalkan sebagai produk unggulan, mulai dilirik masyarakat,” kata Thesdly Leo Tamara Timbung, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMKN 7 Palangkaraya.

Menurut Leo, sekolah meminjam lahan milik kelurahan seluas 0,5 hektar untuk menambah tanaman rosela. Dengan demikian, produksi rosela dari sekolah ini, mulai pembibitan hingga pengolahan, seperti sirup dan teh, bisa berjalan rutin.

Dari satu barisan yang berisi 100 batang tanaman rosela bisa dihasilkan sekitar 100 kilogram. Sekolah menyediakan bibit tanaman rosela dalam polybag. Yang berukuran kecil dijual seharga Rp 35.000. Adapun yang berukuran besar dan berbunga seharga Rp 50.000 per polybag.

Sekolah juga membuat sirup rosela yang dijual saat pameran. Adapun kelopak bunga rosela yang dikeringkan cocok dibuat teh. Kelopak bunga rosela yang kering dikemas dalam plastik berisi 10 kelopak dan dijual Rp 10.000.

Pupuk organik

Setelah berhasil dalam pengembangan produk unggulan pembibitan tanaman, termasuk mengenalkan budidaya buah naga dan rosela di lahan gambut, sekolah mengembangkan produk unggulan baru, yakni pupuk organik. Sekolah mendapatkan mesin pengolah kompos dari Balai Pertanian Kalimantan Tengah.

Bahan kompos didapat dari sisa-sisa hasil pertanian di lahan sekolah. Untuk penjualan, sekolah juga bekerja sama dengan salah satu koperasi penjual tanaman bunga.

Produksi kompos di sekolah bisa mencapai 250 pak. Harga jualnya Rp 10.000 per pak dan sudah diminati para petani.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com