Moskwa, Rabu -
Dalam keterangan resmi yang disampaikan kepada Pemerintah AS, Rusia mengatakan telah tumbuh menjadi negara donor dan tidak lagi membutuhkan bantuan dari negara lain.
Namun, dalam pernyataan resmi di Moskwa, Rabu (19/9), Kementerian Luar Negeri Rusia menyebutkan, alasan utama penghentian operasi USAID adalah karena organisasi itu telah turut campur dalam politik dalam negeri Rusia.
”Keputusan ini diambil terutama karena para petugas badan itu sering melakukan hal yang jauh dari tugas resminya di bidang pembangunan dan kerja sama kemanusiaan,” ungkap pernyataan, yang juga menyebut batas waktu 1 Oktober bagi USAID untuk keluar dari Rusia.
Menurut juru bicara Kemlu Rusia, Alexander Lukashevich, dana hibah yang disalurkan melalui USAID digunakan untuk memengaruhi sejumlah proses politik di Rusia.
”Ada sejumlah upaya melalui penyaluran dana hibah untuk memengaruhi arah berbagai proses politik, termasuk pemilu di beberapa tingkat dan institusi-institusi masyarakat madani,” ujar Lukashevich.
USAID telah banyak menggelontorkan bantuan kepada masyarakat Rusia selama 20 tahun beroperasi di negara itu. Tahun ini, anggaran USAID di Rusia mencapai 50 juta dollar AS (sekitar Rp 475 miliar).
Lebih dari separuh dana tersebut diperuntukkan bagi kegiatan yang berorientasi pada demokrasi, hak asasi manusia, dan kesehatan. Sisanya, sekitar 40 persen, disumbangkan langsung kepada lembaga-lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Rusia.
Keputusan Pemerintah Rusia ini sontak membuat para pegiat organisasi resah karena dana mereka terancam seret.