Selama ini sekolah berkilah, terjadinya tawuran bukan tanggung jawab sekolah karena terjadi di luar sekolah dan jam sekolah. Padahal, jelas sekolah ikut bertanggung jawab.
Tim khusus
Saat jumpa pers di SMAN 6, Bulungan, Jakarta Selatan, kemarin siang, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh dan Gubernur DKI Fauzi Bowo menyatakan prihatin, turut berbelasungkawa, dan meminta maaf kepada seluruh masyarakat.
”Saya berbelasungkawa sedalam-dalamnya dan meminta maaf karena di dunia pendidikan kita masih ada kekerasan,” katanya.
Dalam tiga hari ke depan, ujar Nuh, pihaknya akan membentuk tim khusus di bawah pengawasan langsung direktur jenderal pendidikan menengah. ”Desk (tim khusus) ini terdiri dari perwakilan banyak pihak, termasuk dari kementerian, pihak sekolah, komite sekolah, dan lainnya. Desk akan menyelidiki dan memantau hari per hari untuk mengungkap penyebab pasti tawuran ini dan menemukan solusi guna mengatasinya,” katanya.
Masalah nasional
Dosen psikologi Universitas Indonesia, Winarini Wilman, mengatakan, persoalan kekerasan di kalangan pelajar dan penanganannya belum banyak beranjak. ”Persoalan tawuran ini baru dilihat sebatas masalah lokal, bukan masalah nasional. Kalau sudah menjadi masalah nasional, semua elemen masyarakat ikut terlibat dan ikut waspada di semua lini,” lanjutnya.
Winarini menambahkan, masa orientasi sekolah menjadi masa paling krusial untuk memutus rantai kekerasan kelompok. Masa itu harus diisi hal-hal produktif karena masa orientasi sekolah justru biasanya masa ketika kebencian kelompok itu diturunkan kepada siswa baru.
”Persoalan yang nyata (di antara dua sekolah) sebenarnya tidak ada. Tidak ada persoalan individual dalam perkara ini,” ujarnya.
Psikolog forensik yang juga Kepala Bagian Psikologi Polda Metro Jaya Arif Nurcahyo menjelaskan, ada dua perspektif dalam kasus tawuran ini, perspektif psikologi remaja dan psikologi massa.
Pada fase remaja, siswa mengalami masa transisi dari anak- anak menjadi dewasa. Perspektif psikologi massa menyangkut proses meleburnya individu dalam perilaku massa. Sebagai bagian dari perilaku massa, remaja mengalami deindividuasi yang berupa hilangnya tanggung jawab pribadi, tindakan irasional, dan tindakan sugestif. (NEL/RAY/WIN/FRO/PIN/eln)
Berita terkait peristiwa ini dapat diikuti dalam topik "Tawuran SMA 70 dan SMA 6"