JAKARTA, KOMPAS.com - Tawuran dinilai muncul pula dari tipisnya rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Gumelar, yakin bahwa aksi tawuran yang marak belakangan terjadi ini dapat dihentikan dengan memupuk rasa cinta tanah air dan semangat merah putih anak-anak Indonesia.
"Nomor satu itu itu cinta tanah air, semangat merah putih, sayang. Sudah itu aja. Kalau sudah cinta, kita semua akan malu kalau berbuat yang tidak baik untuk diri kita sendiri, sekolah, orangtua, dan bangsa ini," ujarnya di hadapan para siswa dalam upacara bendera di SMA Negeri 6 Jakarta, Senin (8/10/2012).
Linda mengatakan, nilai cinta tanah air dalam upacara, pembacaan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, dan ikrar pelajar seharusnya bisa mengingatkan para pelajar akan semangat perjuangan kemerdekaan para pahlawan untuk mengaplikasikan semangat yang sama dalam kehidupan sehari-hari.
"Apalagi menjelang 28 Oktober, hari pemuda Indonesia bersatu. Kalau nilai-nilai dan semangat ini ada pada anak-anakku sekalian, kalian bisa ekplorasi hak dan kewajiban anak untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan positif. Jadi, enggak usah mikirin dendam lagi, pikirkan apa yang bisa saya lakukan untuk negeri ini," tuturnya.
Untuk memperoleh semangat itu pula, Linda mendorong generasi muda untuk mengunjungi makan para pahlawan dan memahami gigihnya perjuangan para pahlawan dalam memperoleh kemerdekaan Indonesia.
"Lain kali, sekali-kali kunjungi makam pahwalan, datang bukan sembarang datang tapi renungi, jiwai untuk meneruskan semangat meraih kemerdekaan, dan terus berkontribusi untuk bangsa, terus bicara di tingkat dunia. Hentikan bullyiing, stop tawuran dan anarkis, baru itu anak Indonesia!" serunya.
Selain itu, Linda juga menyarankan agar sekolah terus memberikan ruang bagi siswa untuk berkreasi dalam upaya menghentikan aksi tawuran dan kekerasan pelajar. Sekolah juga harus memiliki langkah-langkah kongkret untuk menciptakan sekolah ramah anak dan menjaga suasana belajar yang kondusif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.