Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejuta Pesona dari Banda

Kompas.com - 21/10/2012, 09:40 WIB

Namun, yang paling mengesankan sekaligus masih utuh dari semua benteng ini adalah Belgica di Pulau Naira. Benteng yang dibangun tahun 1617 oleh Pieter Both ini berbentuk persegi lima dan berada di atas bukit sehingga memungkinkan untuk melihat hampir seluruh Banda dari atasnya.

Adanya bangunan peninggalan bangsa Eropa di kawasan tersebut tak terlepas dari arti penting Banda saat itu. Banda menjadi magnet yang begitu kuat bagi bangsa Eropa karena menjadi satu-satunya daerah penghasil pala (Myristica fragrans) dan fuli atau bunga pala di dunia. Itulah rempah untuk bahan penyedap, pengawet, parfum, dan kosmetik.

Tidak hanya mencari pala, mereka pun berperang untuk menguasai Banda. Bahkan, Belanda rela menukar koloninya di Amerika, yaitu Pulau Nieuw Amsterdam atau sekarang Manhattan dengan Run, salah satu pulau di Banda yang dikuasai Inggris. Pertukaran tersebut dibuat dalam Perjanjian Breda tahun 1667.

Di Museum Budaya di Pulau Naira, barang-barang peninggalan sejumlah bangsa Eropa itu bisa dilihat. Begitu pula informasi dan lukisan yang menggambarkan perlawanan masyarakat, juga penyiksaan terhadap orang-orang Banda oleh penjajah.

Pala yang menjadi daya tarik bangsa-bangsa Eropa pada saat itu pun kini masih tumbuh subur di Banda. Pala terbanyak terdapat di Pulau Banda Besar. Wisatawan juga bisa melihat perkebunan pala yang rimbun di sana sambil minum jus pala yang banyak dijual masyarakat Banda. Saat masa panen, bulan Juli-Agustus dan November-Desember, aktivitas petani memanen pala bisa menjadi salah satu pemandangan menarik.

Satu lagi yang membuat Banda menarik adalah Banda merupakan kepingan penting sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Sebelum Indonesia merdeka, tokoh-tokoh perjuangan, Bung Hatta, Sutan Sjahrir, Dr Tjipto Mangunkusumo, dan Iwa Kusuma Sumantri, pernah diasingkan di Pulau Naira.

Bangunan tempat mereka tinggal kini dijadikan museum dengan alat peraganya berupa barang-barang yang pernah mereka gunakan selama tinggal di sana. Di bekas kediaman Hatta, misalnya, bisa terlihat meja-kursi dari kayu dan papan tulis tempat Hatta mengajar anak-anak Banda setiap sore hari.

Sejuta pesona memang ditawarkan dari Banda. Sejuta pesona yang bisa menyegarkan pikiran dan memulihkan stamina sebelum kemudian kembali lagi ke rutinitas pekerjaan. Sampai berjumpa di Banda! (A Ponco Anggoro)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com