Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gema Bahasa Indonesia di Seluruh Dunia

Kompas.com - 28/10/2012, 12:00 WIB

Sebagai contoh sederhana adalah Jepang yang menanamkan pengaruh bahasanya ke seluruh dunia lewat perkembangan pembangunan dan teknologi yang dicapainya. Merek dagang seperti Honda dan sederet merek lainnya sudah menjamur di seluruh dunia seakan sebagai merek lokal di luar Jepang.

Perkembangan teknologi dan pembangunan Jepang termasuk dalam bidang kebudayaan setidaknya telah memicu peningkatan jumlah pelajar asing yang mempelajari bahasa Jepang termasuk dari Indonesia. Hal serupa juga diraih Korea Selatan yang berhasil menajamkan pengaruhnya tidak hanya di bidang teknologi tetapi juga di bidang hiburan.

Riak gelombang ekspor kebudayaan Korea Selatan sudah terasa hingga ke seluruh dunia bahkan membanjiri Indonesia mulai dari musik, film, dan bahkan gaya hidup selain tentunya juga bahasanya.

Inilah momen yang harus direbut Indonesia dalam menancapkan identitasnya di dalam kompetisi merebut pengaruh masyarakat internasional lewat bahasa; pembangunan secara utuh dan menyeluruh tanpa meninggalkan identitas bangsa. Ini tentunya tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusia Indonesia dalam mengembangkan pembangunan di berbagai sektor tanpa menyingkirkan arti penting dari budaya dan bahasa.

Undang-undang saja seperti UU No.24/2009 tentang bendera, bahasa, dan lambang negara tidak cukup memberikan ruang bagi perkembangan pemakaian bahasa Indonesia apabila tidak diikuti dengan aplikasi nyata. Harus ada kajian khusus untuk bahasa atau kebudayaan Indonesia dalam wujud pusat kajian Indonesia yang selama ini belum dimiliki oleh Indonesia.

Jepang yang melaju pesat sebagai salah satu negara ekonomi terkemuka dunia tidak lengah dengan perkembangan budaya dan bahasa negaranya sendiri termasuk negara lain dengan tujuan diantaranya untuk mempertajam kajiannya terhadap pasar persaingan usaha baik di dalam dan luar negeri.

Sudah banyak orang Jepang mampu berbahasa Indonesia; di Jepang bahkan tes kemampuan bahasa Indonesia dikembangkan oleh orang Jepang dan ada dukungan kebijakan orang Jepang yang mau bekerja di Indonesia harus mampu berbahasa Indonesia sehingga harus mengikuti tes itu.

Jika gaung Indonesia lebih terdengar melalui pusat kajian Indonesia, makin banyak orang mempelajari Indonesia melalui pintu masuk bahasa dan budaya Indonesia, tentu makin banyak pula penutur bahasa Indonesia.

“Saya belum pernah dengar,” jelas Prof. Bahren Umar Siregar, dosen Liguistik Terapan Bahasa Inggris Unika Atma Jaya Jakarta, saat ditanya penulis apakah Indonesia sudah mempunyai pusat kajian Indonesia.

Menurut Dr. Untung Yuwono, Manajer Pendidikan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), Indonesia belum mempunyai pusat kajian Indonesia yang ditujukan diantaranya untuk memberikan perhatian khusus terhadap kekayaan kebudayaan Indonesia yang selama ini rawan dicuri oleh negara lain. Pengajar Program Studi Indonesia FIB UI ini menjelaskan lembaga serupa yang ada selama ini di Indonesia masih sekadar berupa lembaga bahasa.

Pusat kajian Indonesia baru tahun ini dirintis pengembangannya oleh FIB UI. Pusat kajian Indonesia FIB UI mencoba menghimpun dan menampilkan informasi hasil pengkajian kekayaan budaya di Indonesia dalam pangkalan data budaya Indonesia. Bentuk media pengekspose informasi keberagaman budaya di Indonesia itu bermacam-macam, seperti pustaka, film, dan media online.

Budaya menjadi pintu masuknya dan selalu keberagaman (diversity) budaya itulah yang menjadi daya tarik bangsa-bangsa di dunia dalam mempelajari Indonesia tetapi belum disadari sepenuhnya oleh masyarakat Indonesia sendiri. Selain itu, informasi budaya yang otoritatif itu menjadi landasan untuk klaim budaya, misalnya melalui paten atau untuk pengajuan warisan budaya dunia (world cultural heritage).

Peran pusat kajian Indonesia

Jika ada pusat kajian Indonesia, minimal yang dapat dikembangkan di kedutaan-kedutaan atau lembaga perwakilan pemerintah Indonesia, kebutuhan mereka dapat segera terbantu terpenuhi. Dalam hal ini pusat kajian Indonesia di luar negeri juga perlu mengetahui dengan pihak-pihak mana saja di Indonesia mereka dapat berhubungan untuk memenuhi kebutuhan itu.

Pusat kajian Indonesia atau pusat studi Indonesia perlu dikembangkan di negara-negara yang potensial mengembangkan studi tentang keindonesiaan dalam bidang keilmuan apa pun.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com