Teten: Saya Takkan Curi Uang Rakyat ...

Kompas.com - 15/11/2012, 07:57 WIB

Mahasiswa wajar kalau marah terhadap koruptor yang begitu leluasa di negeri ini walau saya tidak setuju kalau mereka bertindak anarkistis. Kita harus memahami bahwa sikap anarkistis mereka mungkin karena frustrasi dengan pemerintah yang tidak serius memberantas korupsi.

Apakah Bung Teten setuju diberlakukan saja hukuman mati kepada para pelaku koruptor biar ada efek jera dan kapok?
(Dudi Sugondo, Pabuaran, Tangerang Selatan)

Ada banyak cara untuk mengurangi korupsi selain hukuman mati. Mestinya kita belajar dari banyak negara yang bersih, seperti negara-negara Scandinavia. Semakin berkualitas demokrasi, semakin kecil peluang korupsi. Reformasi kebijakan ekonomi, rule of law, penyederhanaan birokrasi, media yang bebas, dan partisipasi masyarakat berdasarkan penelitian punya dampak besar terhadap menurunnya korupsi di negara yang keadaan governance-nya buruk seperti Indonesia

Kang Teten, saya kaget membaca berita soal Anda akan mencalonkan diri sebagai calon gubernur Jawa Barat. Apa pertimbangan Anda sehingga memutuskan mencalonkan diri dan apa yang Anda inginkan ketika sudah menjadi gubernur? Tergiur kekuasankah? Saya sih lebih suka Anda tetap berada di luar pemerintahan seperti sekarang agar tetap bisa mengingatkan perilaku aparat yang melenceng, terutama yang suka korupsi.
(Tari, Petukangan Selatan, Jakarta)

Ini masih dalam proses. Saya melihat ada peluang untuk melakukan perubahan dari daerah. Perubahan secara nasional sulit, tetapi kita bisa menciptakan pulau-pulau yang bebas korupsi. Kita perlu role model yang nyata supaya perubahan bukan sekadar wacana.

Selama ini saya selalu berada di luar pemerintahan, dan kalau ada peluang mengapa tidak mencoba perubahan dari atas. Ada banyak contoh perubahan yang cepat dilakukan apabila ada kepeloporan dari atas. Dalam hal ini saya merasa tidak sedang memburu jabatan.

Langkah konkret apa yang Anda lakukan dalam menerapkan prinsip antikorupsi di rumah tangga?
(Adian Saputra, xxxx@gmail.com)

Kami menerapkan kesederhanaan dalam kehidupan sehari-hari sehingga tidak ada dorongan ekonomi untuk korupsi. Menanamkan budaya kerja keras, bersikap adil, dan empati terhadap sesama adalah fondasi penting untuk kita tidak mengambil hak orang lain. Kami juga mengambil nilai-nilai dari agama yang kami anut.

Pertanyaan saya gampil saja: Kalo Bung Teten menjadi presiden, apa yang pertama kali dilakukan untuk membumihanguskan korupsi di bumi Indonesia. Sebut sebuah tindakan yang cepat, tepat, dan akan membuat kapok para koruptor.
(Radi Tya, xxxx@gmail.com, Grogol Utara, Jakarta)

Barangkali jabatan presiden tidak bisa diinginkan. Namun, jika takdir saya nanti jadi presiden, Insya Allah rakyat bisa tidur pulas karena saya tidak akan mencuri uang rakyat.

Yang pertama dilakukan adalah mengangkat para menteri, jaksa agung, dan kepala Polri yang jujur. Begitu pula dengan mereka yang menduduki jabatan-jabatan strategis di dalam pemerintahan. Dengan begitu, saya punya tim kerja yang kuat untuk melakukan perubahan kebijakan, birokrasi, dan hukum yang rentan terhadap penyimpangan.

Pemerintahan yang modern adalah yang memprioritaskan anggarannya untuk memperbaiki akses terhadap pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial, dan penguatan daya beli rakyat. Saat ini, pemerintahan kita masih tradisional, anggaran negara dan sumber daya ekonomi habis untuk biaya birokrasi dan politik, hanya dinikmati segelintir orang.

Baca juga:
Teten: Rieke dan Saya Sama-sama Miskin
Seberapa Kaya Teten Masduki?
Pilgub Jawa Barat Mirip Indonesian Idol
PKS: Tak Ada Larangan Artis Jadi Pemimpin
Rieke-Teten Tak Pernah di Birokrasi, Tapi...

Berita terkait Pilkada Jawa Barat dapat diikuti dalam topik:
Jelang Pilgub Jabar

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau