Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berburu Lumba-lumba di Teluk Kiluan

Kompas.com - 12/12/2012, 09:11 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

Ombak semakin kencang, jukung berayun ke kanan dan kiri. Namun, semakin ke tengah, semburat matahari semakin terlihat. Setelah dua jam terombang-ambing di lautan, Solihin masih tampak semangat “memburu” lumba-lumba dengan maksud tak mau mengecewakan tamunya.

Tetapi apa daya, alam tak bisa ditantang. Lumba-lumba pagi itu enggan menyapa. Ia muncul malu-malu sesaat. Setelah hampir tiga jam kemudian, Solihin pun akhirnya mau mengarahkan jukung ke sebuah pulau cantik di tengah Teluk Kiluan.

Pulau Kiluan sangat kecil dan hanya dihuni oleh sepasang suami istri. Mereka mengelola sebuah penginapan sederhana dan warung sederhana. Wisatawan yang mampir ke pulau ini dipungut bayaran sebesar Rp 5.000.

Pasir putih yang lembut dan gradasi warna laut dari biru muda sampai biru tua, memperlihatkan perairan yang dangkal di tepian pantai. Di beberapa sisi, titik-titik hijau menyiratkan terumbu karang yang menggoda untuk diamati.

Coba berjalan mengelilingi pulau ini. Uniknya, setiap sisi menampilkan hal yang berbeda. Tepat di tempat berlabuh jukung adalah sisi pantai pasir yang halus. Sementara di sisi lainnya, batu-batu karang besar memenuhi tepian pantai.

Lalu di sisi berlawanan adalah pantai penuh pecahan karang dan kerang. Setiap sisi pantai seakan berasal dari tempat-tempat yang berbeda, padahal berada dalam satu pulau. Berenang atau snorkeling agak jauh dari pulau, menjadi alternatif wisata di pulau ini.

Atau, sekadar duduk-duduk di tepian pantai pun surga tersendiri. Tak cukup hanya sejam atau dua jam. Bila haus atau ingin segelas kopi panas, pesan saja ke Ibu Yamin. Ibu Yamin mengaku ia biasa menerima tamu-tamu asing menginap di pulau tersebut.

“Pernah ada yang menginap sampai sebulan, sendirian saja,” katanya.

Ya, berada di tengah pulau, sendiri hanya bersama Bapak dan Ibu Yamin, tanpa listrik, tanpa bising suara kendaraan. Beratapkan bintang yang tampak jelas karena langit tak berpolusi. Aroma laut yang menyegarkan tanpa bau knalpot. Birunya laut tak tercemar. Pasir putih tanpa sampah. Siapa pun betah berlama-lama di pulau ini. (bersambung)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com