Siswi yang bercita-cita menjadi dokter ini mengaku sangat bangga dengan kehadiran TBSS. Melalui sarana itu, ia bisa bertemu dengan berbagai teman atau sahabat dari sejumlah sekolah.
Tokoh masyarakat Ba’a, Abia Mandala (69), mengatakan, TBSS itu seharusnya mendapat dukungan dari Pemerintah Kabupaten Rote Ndao. Namun, sejak dioperasikan, belum ada pejabat daerah yang berkunjung ke TBSS itu. Padahal, di sana terdapat interaksi yang sangat menarik di antara berbagai kelompok anak dari sejumlah sekolah, suku, kecamatan, dan desa.
”Sejak dioperasikan pertengahan 2011, baru anak-anak usia sekolah dasar dan menengah yang memanfaatkan TBSS itu, termasuk di antaranya beberapa mahasiswa Universitas Nusa Lontar Rote Ndao. TBSS mempersilakan juga guru-guru, PNS, masyarakat umum menggunakan taman bacaan itu. TBSS tidak tertutup bagi kalangan tertentu saja,” kata Abia.
Peran taman bacaan itu seakan menggantikan perpustakaan di daerah ini. Kehadirannya mendapat perhatian masyarakat luas meskipun TBSS belum diresmikan pemerintah daerah setempat.(KORNELIS KEWA AMA)