Asmin mengatakan, meski terkesan diskriminatif, tidak semua hal yang terkait RSBI negatif. Program manajemen sekolah dan peningkatan kualitas guru RSBI dinilai baik sehingga perlu diterapkan di semua sekolah.
Kepala SMA Negeri 1 Kota Salatiga Sujit Mudjirno mengungkapkan, meskipun RSBI ditiadakan, sekolah tetap menerapkan standar yang sama untuk mempertahankan kualitas lulusan.
”Tanggung jawab kami tidak hanya membentuk anak yang siap bersaing di tingkat nasional saja, tetapi juga internasional. Karena itu, penguasaan bahasa Inggris melalui pengajaran bilingual tetap penting, tetapi juga tidak mengesampingkan bahasa Indonesia dan bahasa daerah,” kata Sujit.
Di Bandung, Ketua Forum Aksi Guru Indonesia (FAGI) Iwan Hermawan mengatakan, sistem keuangan di RSBI harus transparan dan harus diusut jika ditemukan kejanggalan. ”Selama ini sistem pertanggungjawaban keuangan di RSBI tidak jelas dan kurang transparan,” kata Iwan.
Ketua PGRI Kota Cirebon Djodjo Sutardjo mengatakan, maksud RSBI memang baik, tetapi dalam kenyataannya banyak terjadi penyimpangan. Penyimpangan paling menyakitkan terutama diskriminasi siswa kaya dan miskin. ”Meski sekolah menyatakan telah membuka akses pada siswa miskin, kenyataannya hanya siswa dari keluarga kaya yang bisa masuk RSBI,” kata Djodjo.(LUK/ELN/PIN/FRO/UTI/ RIZ/REK/SEM/ETA/DEN)
Berita terkait, baca : MK BATALKAN STATUS RSBI/SBI
Tak mau ketinggalan informasi seputar pendidikan dan beasiswa? Yuk follow Twitter @KompasEdu!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.