Sifat jahat narkoba adalah ketika orang mengalami ketergantungan, dosisnya akan terus bertambah. Jika biasanya orang itu cukup mengonsumsi ganja seberat 5 gram, misalnya, tahap berikutnya tubuh tak akan bereaksi saat hanya mendapat pasokan 5 gram. Dia butuh dosis lebih tinggi supaya bisa berhalusinasi atau ”on” terus.
Jika sudah kena narkoba, seseorang akan membutuhkan waktu lama untuk melepaskan diri dari ketergantungan zat itu.
”Butuh waktu bertahun-tahun dan jika sudah bersih pun, besar kemungkinan suatu kali dia memakai (narkoba) lagi. Di sini peran keluarga sangat besar karena orang itu harus terus diawasi dan diajak berkomunikasi,” kata Aisah.
Dia menambahkan, agar pengobatan berjalan efektif, orang yang tengah berobat sebaiknya tidak beraktivitas seperti sebelumnya. Misalnya mahasiswa, sebaiknya tidak kuliah selama dalam pengobatan.
Menolak tawaran
Efek penyalahgunaan narkoba bisa amat menakutkan. Padahal mahasiswa juga menjadi salah satu kalangan yang disasar para penjual narkoba. Tak hanya di Jakarta, mahasiswa kota lain, seperti Surabaya dan Medan, kerap mendapat tawaran berkenalan dan mencicipi narkoba.
”Saya punya teman banyak. Saat nongkrong, ada saja teman yang menawari rokok ’khusus’,” tutur seorang mahasiswa perguruan tinggi di Surabaya.
Rokok ”khusus” yang dimaksudkan itu adalah pil ekstasi yang telah digerus, lalu dimasukkan dalam tembakau dan dilinting lagi menjadi rokok. Menurut dia, rokok ”khusus” itu membuat tubuh selalu merasa bugar meski begadang semalaman.
Ketika temannya menawari untuk mencicipi, dia tegas menolak. Namun, beberapa kawannya yang semula penasaran mau mencoba. ”Mereka mau mencoba karena sungkan kepada kawan lama yang menawari barang itu. Ada juga teman yang mengatakan jika mencoba sekali, tidak akan membuat ketagihan,” kata mahasiswa tersebut.
Namun, nyatanya, meski baru sekali, tubuh akan meminta lagi barang itu. Artinya, jangan pernah mau mencoba narkoba!
Dia pun tetap bersikukuh tidak mau mencoba rokok tersebut. Selain karena menganggap tak ada positifnya mengonsumsi narkoba, dia juga melihat bagaimana teman yang biasa memakai narkoba justru menjadi linglung.
Seorang mahasiswa di Medan menyatakan, ada saja mahasiswa yang menawari ganja, baik kepada mahasiswa maupun mahasiswi. Menurut dia, mahasiswi biasanya lebih tegas menolak.
”Saya mencoba mengenali diri sehingga memunculkan rasa sayang kepada diri sendiri. Sayang jika saya merusak masa depan diri sendiri,” kata seorang mahasiswi sebuah perguruan tinggi negeri di Medan.
Mencintai diri sendiri berarti kita memperlakukan tubuh dan mental dengan baik. Inilah benteng pertahanan terbaik kita. Mencintai diri sendiri membuat kita dengan tegas tak akan merusaknya dengan narkoba.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.