”Waktu terlalu mepet. Kami sudah menawarkan penyelesaian 60 hari, tetapi baru bisa mencetak sekitar 25 hari karena keterlambatan materi masuk,” kata Kamil Zacky, kuasa hukum PT Ghalia Indonesia Printing (GIP), ditemui di pabrik PT GIP di Bogor Selatan, Kota Bogor.
Menurut dia, dengan waktu 60 hari, PT GIP cukup mampu untuk menyelesaikan soal UN di 11 provinsi. Karena itu, dia meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga membahas bersama dengan PT GIP sebelum menjatuhkan sanksi.
Menurut Kamil Zacky, dalam proses pencetakan juga ada petugas dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang memantau perkembangan pencetakan.
Dia juga mengaku menambah personel dari seharusnya 200 orang menjadi sekitar 500 orang, termasuk melibatkan mahasiswa dan pegawai dari perusahaan di grup PT GIP. Selain itu, pengiriman soal juga menggunakan pesawat Hercules milik TNI Angkatan Udara, bukan dengan ekspedisi biasa.(ELN/LUK/ZAl/RIZ/GAL)