Indah mengaku ingin melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah kejuruan (SMK) mengambil jurusan akuntansi. Namun, dia kembali menghadapi dilema karena lokasi SMK terdekat berada di Kecamatan Bobotsari, 25 kilometer jauhnya dari rumah.
”Apalagi, nanti, SMK sudah harus bayar. Saya juga takut susah mengatur waktu belajar dan kerja,” kata Indah.
Guru Bimbingan Konseling SMPN 4 Rembang, Sri Supriyatiningsih, kagum dengan semangat belajar ketiga siswinya itu.
Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Purbalingga mencatat, tenaga kerja yang tertampung pada ratusan plasma industri wig dan bulu mata palsu mencapai 26.000 orang. Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Purbalingga Supono tak menampik bahwa sebagian di antara mereka adalah anak usia sekolah.
Terkait banyaknya siswa putus sekolah di Purbalingga karena menjadi buruh, Ketua Dewan Pendidikan Purbalingga Sudino khawatir hal itu menjadi bom waktu. Bupati Purbalingga Heru Sudjatmoko memastikan Indah dan adik-adiknya mendapatkan bantuan siswa miskin (BSM) agar mereka paling tidak bisa menuntaskan pendidikan dasar.