"Mirip les. Kalau persiapan di sekolah lebih pada latihan saja. Banyak latihan, jadi semakin siap mengerjakan soalnya di OSN. Intinya, banyak latihan jadi lebih siap," ujarnya.
Nicholas telah mengikuti OSN sejak kelas 10 (SMA). Medali yang didapatnya pun terus naik, mulai hanya perunggu, kemudian perak, sampai akhirnya menggondol emas. Dia akui, faktor pengalaman juga berpengaruh dalam menghadapi OSN tahun ini. Jika kali pertama merasa guguk, kini dirinya makin terbiasa berkompetisi.
"Pengalaman membuat mental saya semakin siap," ujar pengagum Steve Jobs itu.
Nicholas mengaku tak punya metode khusus dalam belajar. Dia hanya banyak berlatih soal, tak lebih.
"Saat OSN, waktu di karantina itu digunakan untuk belajar dari pagi sampai sore. Lalu, malamnya juga ada lagi jadwal belajar," ujar siswa yang ingin kuliah di fakultas teknik ini.
Jadi Menteri
Ternyata, peran orang tua sangat mempengaruhi kesukaan Nicholas pada Matematika. Saat kanak-kanak, ayahnya yang merupakan seorang pedagang, kerap meminta Nicholas kecil untuk menghitung.
"Lama-kelamaan saya sering menghitung, jadi familiar dan suka dengan angka-angka. Akhirnya, tumbuh rasa suka dengan Matematika," papar pelajar yang ingin melanjutkan studi ke ITB atau salah satu universitas di Singapura ini.
Setelah OSN nanti, Nicholas mengaku ingin sekali mengikuti Olimpiade Matematika (IMO 2014). Penggemar hobi bermain futsal ini berjanji akan berusaha keras menembus kompetisi tersebut. Baginya, membagi waktu akan menjadi salah satu kunci suksesnya.
"Dalam sehari, selain tidur, ada waktu 16 jam. Tidak mungkin selama 16 jam itu belajar terus. Di sekolah juga bisa belajar sambil bersosialisasi. Lalu, di rumah sediakan waktu sekitar sejam atau dua jam untuk latihan," kata Nicholas.
Kelak, kata Nicholas, dia ingin membenahi pendidikan di Indonesia jika suatu saat nanti menjadi Menteri Pendidikan Nasional.
"Saya ingin pembuat pendidikan yang seru dan dinamis. Ya, supaya anak-anak tertarik untuk selalu belajar," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.