Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Takut, Bahasa Jepang Bukan "Batu Sandungan" Kuliah ke Jepang!

Kompas.com - 13/10/2014, 10:53 WIB
Latief

Penulis

TOKYO, KOMPAS.com - Profesor bidang politik internasional Tokyo International University
(TIU), Akitoshi Miyashita, mengatakan bahwa dua negara paling diincar dalam perekrutan pelajar
internasional saat ini adalah Vietnam dan Indonesia. Kewajiban bisa berbahasa Jepang tak perlu
dijadikan momok menakutkan dan menjadi batu sandungan untuk mereka.

Ibarat ladang emas, melihat perkembangan ekonomi dan pendidikannya masing-masing, Vietnam dan Indonesia merupakan dua negara berpotensi paling besar menyumbangkan pelajar internasionalnya ke TIU. Perguruan tinggi tersebut serius menggarap upaya khusus.

"Kami khusus aktif merekrut pelajar di kedua negara ini, secara pertumbuhannya cepat sekali baik dari sisi ekonomi maupun pendidikan," kata Miyashita pada paparan program tersebut
di Kampus TIU, Tokyo, Kamis (9/10/2014).

Miyashita mengatakan, saat ini baru dua bidang studi yang disiapkan, yaitu Ekonomi Bisnis dan Hubungan Internasional. Ke depan, pihaknya tengah menjajaki untuk bidang teknik yang selama ini banyak diburu oleh pelajar kedua negara tersebut.

M Latief/KOMPAS.com Rektor Tokyo International University, Kurata Nobuyashi, pada sambutannya di hadapan guru-guru SMA asal Indonesia mengatakan bahwa globalisasi ada di tangan generasi muda di perguruan-perguruan tinggi. Merekalah yang kelak akan mewujudkan dunia sebagai satu atap bernama masyarakat global.
"Semua mata kuliah umum dan mata kuliah keahlian dilaksanakan dalam Bahasa Inggris. Jadi, perlu diketahui, bahwa kecakapan berbahasa Jepang di sini bukan hal wajib dimiliki
pelajar pada saat mendaftar. Mahasiswa bisa mencapai target akademiknya masing-masing dengan belajar dalam bahasa Inggris sambil merasakan aspek-aspek budaya Jepang melalui
kehidupan nyata selama mereka di sini," ujar Miyashita.

Dia menambahkan, bahwa program E-Track menawarkan kursus intensif bahasa Jepang bagi mahasiswa yang sudah terdaftar untuk memperoleh dan mengembangkan keterampilan berbahasa Jepang dalam waktu singkat. Baca: "E-Track"... Begini Cara Tokyo International University Gaet Pelajar Indonesia!.

Dengan kecakapan berbahasa Jepang yang lebih kuat, lanjut Miyashita, mahasiswa akan memiliki kesempatan besar mendapatkan pekerjaan di perusahaan-perusahaan Jepang dan perusahaan internasional lainnya di banyak negara.

Menanggapi hal itu, Rektor Tokyo International University, Kurata Nobuyashi, pada sambutannya di hadapan guru-guru SMA asal Indonesia mengatakan bahwa globalisasi ada di tangan generasi muda di perguruan-perguruan tinggi. Merekalah yang kelak akan mewujudkan dunia sebagai satu atap bernama masyarakat global.

"Anda tak perlu khawatir anak-anak Anda menimba ilmu di sini. Kita yang harus mewujudkan agar pertemanan anak-anak muda kita bisa bermanfaat bagi dunia," kata Nobuyashi.

Sebelumnya, lewat program E-Track, pihak TIU optimistis bisa meraih 200 pelajar internasional,
termasuk dari Indonesia. Tahun ini adalah tahun pertama program tersebut bergulir, dan tengah
diikuti oleh 50 pelajar dari 26 negara.

Adapun saat ini terdapat 6.000 mahasiswa menuntut ilmu di TIU. Dari jumlah tersebut, 700 pelajar diantaranya merupakan mahasiswa internasional berasal dari 30 negara. Jumlah itu tidak
termasuk pelajar yang mengikuti program E-Track.

Bagi pelajar Indonesia yang ingin menjadi bagian dari program ini, pendaftaran dibuka pada April atau September. Informasi selengkapnya bisa dilihat di www.tiu.ac.jp.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com