Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menangguk Ilmu di Bekas "Gudang Uang" Solo

Kompas.com - 23/10/2014, 13:50 WIB

Selain itu, pemerintah Hindia Belanda juga memperluas akses transportasi kereta api ke kota-kota seperti Semarang dan Yogyakarta. Dengan akses itu, Soerakarta makin berkembang meski letaknya di pedalaman Pulau Jawa.

Gedung De Javasche Bank Agentschaap Soerakarta awalnya menempati sebuah losmen. Pada 1 Januari 1868, De Javasche Bank menyewa sebuah rumah untuk dijadikan kantor perwakilan itu selama dua tahun. Akhirnya, usai masa kontrak, De Javasche Bank membeli permanen rumah tersebut.

Catatan juga menunjukkan, pihak De Javasche Bank mengubah total bangunan pada 10 November 1908 menjadi gedung perkantoran. Pembangunan selesai pada 1 Agustus 1910. Pemerintah Negara Republik Indonesia melalui Undang-undang Nasionalisasi pada 15 Desember 1951 menasionalisasi De Javasche Bank. Kemudian, pada 1 Juli 1953 De Javasche Bank berubah menjadi Bank Indonesia, sebuah lembaga Bank Sentral Indonesia.
       
Menurut rencana, selanjutnya, museum BI di Solo juga akan menampilkan koleksi-koleksi mata uang yang pernah diterbitkan De Javasche Bank. Catatan sejarah menunjukkan Pemerintah Hindia Belanda pada 1933 berupaya mengambil hati rakyat Pulau Jawa. Cara yang dilakukan adalah dengan menerbitkan mata uang kertas gulden Seri Wayang. Ada delapan pecahan seri itu yakni 5, 10, 25, 50, 100, 200, 500, dan 1.000 gulden. Uniknya, gambar wayang pada uang-uang tersebut adalah gambar tokoh wayang orang terkenal di Solo dan Yogyakarta.

Kelak, museum tersebut juga mencatatkan tiga aspek peninggalan budaya bagi BI. Pertama, museum tersebut menjadi bukti perjalanan BI sebagai bank sentral. Kedua, museum adalah jejak sejarah bagaimana bank sentral seperti BI berfungsi dan berperan. Ketiga, museum itu menjadi bagian sejarah perjuangan bangsa dan negara.

Berangkat dari situlah, museum BI di Solo dan di kota-kota lainnya menjadi tempat menangguk banyak ilmu tentang bank sentral di Indonesia. Anda tertarik berkunjung bukan?


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com