Kuliah di Belanda Tak Seindah yang Dibayangkan...

Kompas.com - 10/03/2015, 15:54 WIB
Latief

Penulis

KOMPAS.com - Riuh suasana aula KBRI Den Haag, Belanda, yang dipenuhi ratusan mahasiswa penerima beasiswa StuNed (Studeren in Nederland) mendadak hening, saat Triyani, mahasiswi S-2 di International Economics and Business, Universitas Groningen (RUG), maju ke depan. Sejenak, semua yang di ruangan terdiam mendengarnya bercerita.

"September lalu, awal datang ke sini, saya sangat happy. Bisa jalan-jalan, mata kuliah belum banyak, cuaca juga bersahabat. Kemudian, saat masuk winter, suhu mulai dingin, bisa minus 9 atau minus 11 derajat," tutur Triyani di acara StuNed Day 2015, Sabtu (7/3/2015). 

Sejak musim dingin itulah, suasanya mulai berubah. Tugas-tugas kuliah semakin menumpuk. Setiap hari Triyani lebih sering ngendon di perpustakaan, bahkan bisa sampai jam 12 malam.

"Dingin, banyak tugas, kangen rumah, kangen gado-gado, kangen pempek, semua menumpuk jadi satu. Saking stresnya, berat saya turun 20 kilogram. Semula berat saya 77 kilogram," tambahnya.

Triyani menuturkan, pada awal-awal kuliah semester pertama, hidupnya memang terasa nyaman di Groningen, Belanda. Ibarat bulan madu, semua yang terlihat dan terasa begitu indah. Masuk semester dua, ia nyaris tak bisa kemana-mana.

"Sekarang saya sudah mulai melewati fase itu. Alhamdulilah, saya bisa survive," ujarnya

M Latief/KOMPAS.com Koordinator Beasiswa Nuffic Neso Indonesia, Indy Hardono (kiri), pada kesempatan sama mengatakan bahwa memang secara umum ada empat fase studi yang kerap dialami mahasiswa Indonesia di Belanda. Pertama pertama adalah fase bulan madu (honey moon phase).
Fase studi

Tak semua terasa indah seperti diperkirakan, begitulah kita-kira membayangkan studi di Belanda. Persis seperti yang dikisahkan Triyani.

Koordinator Beasiswa Nuffic Neso Indonesia, Indy Hardono, pada kesempatan sama mengatakan bahwa memang secara umum ada empat fase studi yang kerap dialami mahasiswa Indonesia di Belanda. Pertama pertama adalah fase bulan madu (honey moon phase).

"Fase di awal-awal kuliah ini biasa memang begitu. Kaget atau shock itu hal biasa, tinggal bagaimana kita mengolahnya dengan hal-hal positif," ujar Indy.

Kedua adalah fase ' I hate this country'. Di fase ini biasanya mahasiswa mulai stres. Apa yang ia lakukan selalu salah. Bingung dan tak tahu harus berbuat apa biasanya dialami oleh mereka.

"Kebiasaan anak-anak Indonesia itu adalah sulit menyampaikan masalah. Harusnya tidak begitu, sebab malah akan semakin tidak bagus efeknya. Apapun, bukan cuma masalah akademik, urusan non-akademik juga harus dikeluarkan uneg-unegnya. Urusan kangen rumah, putus pacaran dan lain-lain itu harus diceritakan ke teman atau sahabat. Jangan dipendam," kata Indy.

Indy mengakui, menyimpan masalah sendiri tanpa bisa mencari rekan atau sahabat yang bisa menjadi tempat berbagi masalah akan berakibat fatal. Ujung-ujungnya, karena urusan emosional, efeknya akan menggangu akademik. Kuliah bisa berantakan.

"Pasti ada jalan keluarnya kalau mau berbagi dengan orang lain. Di sini ada kan PPI (Persatuan Pelajar Indonesia), harus dimanfaatkan. Harus bergaul," tambahnya.

Kemudian, fase ketiga adalah fase mulai beradaptasi dengan baik (adjustment and acceptance phase). Mahasiswa tidak lagi kaget. Semua masalah sudah bisa teratasi. Hal-hal yang tidak biasa, menjadi biasa dan lazim.

"Setelah ketiga fase itu terlewat, fase keempat atau terakhir adalah fase paling membahagiakan, yaitu fase ' I Love Holland'," kata Indy.

Di fase ini, mahasiswa seperti menemukan apa yang ia cari. Bisa impian awalnya ketika pertama menggagas rencana studi atau hal lain yang tak ia duga. Intinya, lanjut Indy, semua indah pada waktunya. Lebih indah dari fase bulan madu.

"Ini memang dinamika studi di Belanda. Tak semua juga melewati fase itu, bahkan bisa juga mahasiswa langsung ada di fase keempat. Semua tergantung mahasiswa itu sendiri," ujar Indy.

Baca: Serius... Jangan "Memble" Kuliah di Negeri Orang!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Cerita Novika, Alumnus UGM Jadi Penyuluh Pertanian di Daerah 3T

Cerita Novika, Alumnus UGM Jadi Penyuluh Pertanian di Daerah 3T

Edu
Kisah Pak Theo, Guru yang Mengajar Anak Suku Moskona di Teluk Bintuni, Papua Barat

Kisah Pak Theo, Guru yang Mengajar Anak Suku Moskona di Teluk Bintuni, Papua Barat

Edu
Profil Wamildan Tsani Panjaitan, Dirut Baru Garuda yang Lulusan Tanus  dan AAU

Profil Wamildan Tsani Panjaitan, Dirut Baru Garuda yang Lulusan Tanus dan AAU

Edu
BRIN Beri Beasiswa Program Degree By Research bagi S2-S3, Ada Bantuan UKT dan Riset

BRIN Beri Beasiswa Program Degree By Research bagi S2-S3, Ada Bantuan UKT dan Riset

Edu
Ubah Wajah Industri Jamu, Irwan Hidayat Raih Gelar Honoris Causa dari Unnes

Ubah Wajah Industri Jamu, Irwan Hidayat Raih Gelar Honoris Causa dari Unnes

Edu
“Pangan Kasih dari Hati ke Rasa”, Gerakan Solidaritas Orang Muda untuk Akses Pangan

“Pangan Kasih dari Hati ke Rasa”, Gerakan Solidaritas Orang Muda untuk Akses Pangan

Edu
Inovasi Siswa SMAN 8 Purworejo, Bikin Lampu Otomatis hingga Buka Pintu dengan KTP

Inovasi Siswa SMAN 8 Purworejo, Bikin Lampu Otomatis hingga Buka Pintu dengan KTP

Edu
Perkuat Pendidikan Indonesia, Yasbil Luncurkan 'Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2025'

Perkuat Pendidikan Indonesia, Yasbil Luncurkan "Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2025"

Edu
Tips Tembus Publikasi di Jurnal Bereputasi ala Pakar dari Ural Federal University, Rusia

Tips Tembus Publikasi di Jurnal Bereputasi ala Pakar dari Ural Federal University, Rusia

Edu
Kisah Prof. Rainiyati, 12 Tahun Rampungkan Usaha Jadi Guru Besar Unja

Kisah Prof. Rainiyati, 12 Tahun Rampungkan Usaha Jadi Guru Besar Unja

Edu
Cerita Alumni Telkom University, Ikut Desain Mobil Kepresidenan MV3 Garuda

Cerita Alumni Telkom University, Ikut Desain Mobil Kepresidenan MV3 Garuda

Edu
Perkuat “Growth Mindset”, 516 Beswan Djarum Diharapkan Temukan Potensi Diri

Perkuat “Growth Mindset”, 516 Beswan Djarum Diharapkan Temukan Potensi Diri

Edu
Mendikdasmen Ingin Ada Pramuka Bhayangkara di Sekolah, Apa Itu?

Mendikdasmen Ingin Ada Pramuka Bhayangkara di Sekolah, Apa Itu?

Edu
Tangguhkan Gelar Doktor Bahlil, UI Akui Harus Lakukan Perbaikan Internal

Tangguhkan Gelar Doktor Bahlil, UI Akui Harus Lakukan Perbaikan Internal

Edu
Cerita 2 Profesor Perempuan Unej, Susul Suami Jadi Guru Besar di Fakultas yang Sama

Cerita 2 Profesor Perempuan Unej, Susul Suami Jadi Guru Besar di Fakultas yang Sama

Edu
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau