Serius... Jangan "Memble" Kuliah di Negeri Orang!

Kompas.com - 07/03/2015, 05:30 WIB
Latief

Penulis

GRONINGEN, KOMPAS.com - Selain harus lepas dari kebiasaan bermanja-manja dengan waktu, menjadi mahasiswa di luar negeri, tak terkecuali di Belanda, harus lebih mandiri. Dosen-dosen di sana pun terkenal "pelit" nilai. Lengkap sudah!

"Awalnya kaget, sebab kita harus disiplin waktu untuk menyusun akademik yang sudah tersistem. Harus benar-benar fokus. Di sini juga mengutamakan diskusi dalam pelajaran, bukan teori. Untuk itu, harus sering-sering berpendapat," ujar Adhita Werdi K O, mahasiswi tingkat sarjana program studi International Communication di Hanze University of Applied Sciences, Groningen, Kamis (5/3/2015).

Menurut Adhita, kultur akademik di kampus tersebut membuat dirinya mandiri. Ia harus menyusun semua subyek kuliah sendiri secara online sistem. Terlambat atau tidak mengisi sama sekali, lanjut dia, dijamin tidak mendapat nilai meskipun mengikuti mata kuliah.

"Semua kita kerjakan sendiri lewat sistem. Disiplin waktu juga perlu menjadi perhatian. Ada dosen yang tidak membolehkan kita masuk kelas kalau terlambat lima menit," kata mahasiswa yang tengah masuk tahun kedua studi itu.

Pendapat tersebut diperkuat oleh Adlina W N Ghaisani, mahasiswi S-1 program studi International Business Management School di Hanze University. Adlina mengatakan, sistem pendidikan di kampus ini membuatnya lebih dewasa. Semua dilakukan sendiri sehingga mengajarkan dirinya untuk tidak selalu bergantung pada orang tua.

"Mendiri bukan cuma untuk urusan akademik, tapi juga soal mengelola waktu dan mengatur keuangan. Soal mengelola uang itu paling penting, karena jauh dari orang tua," kata Adlina.

M Latief/KOMPAS.com Adlina W N Ghaisani dan Adhita Werdi K O diapit oleh Drs Simon J van der Wal, Manajer Pemasaran Internasional Hanze UAS, serta Nanie Medyagustia, Sekretaris di Hanzehogeschool Groningen.
Adlina menuturkan, untuk membeli buku, makan, berlibur dan sebagainya diatur dengan cermat. Beruntung, lanjut dia, banyak diskon tersedia mahasiswa internasional, misalnya diskon tiket nonton, museum, atau sesekali ngopi di kafe.

"Harus dimanfaatkan, karena lumayan banget, kira-kira diskon 25 persen. Untuk makan, ya, mau tak mau masak sendiri, karena itu cara paling hemat. Rata-rata semua anak di sini masak makanan sendiri," ujarnya.

Manfaatkan fasilitas

Adlina mengakui, karena mendapatkan beasiswa dari Hanze University, biaya studinya jadi lebih ringan. Sejauh ini biaya yang ia keluarkan lebih banyak untuk menopang hidup di Groningen.

"Beasiswa itu aku dapat dari awal tahun langsung ke Hanze. Alasan aku pilih kampus ini memang karena ada beasiswanya, jadi tinggal pikirkan biaya hidup dan belajar yang serius, itu saja," ujarnya.

Namun, serius belajar bukan berarti meninggalkan hobi dan kesenangan. Apalagi, jika itu dilakukan tidak dengan hura-hura.

M Latief/KOMPAS.com Kultur akademik di Hanze UAS membuat mahasiswa harus mandiri. Mahasiswa harus menyusun semua subyek kuliah sendiri secara online sistem Osiris.
Menurut Adlina, untuk menghilangkan jenuh ia menyalurkan hobinya berolahraga di kampus. Kebetulan Hanze University punya fasilitas olahraga lengkap di sport centrum milik kampus itu, yaitu ACLO.

"Biayanya cuma 50 Euro per tahun, tapi fasilitasnya lengkap. Mau olahraga apa saja ada untuk dicoba. Saya pilih hip-hop dance," ujarnya.

Dus, belajar mandiri dengan serius, bertemu dosen-dosen pelit nilai, ditambah hidup harus hemat karena jauh dari orang tua, bukan berarti kepala selalu harus tertunduk. Disiplin itu perlu agar tidak "memble" di negeri orang.

Baca juga: Yang Suka Bermanja-manja, Sebaiknya Tidak Sekolah di Belanda...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau