Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Kaget Studi di Belanda, yang Tak Lazim Jadi Biasa!

Kompas.com - 10/03/2015, 23:27 WIB
Latief

Penulis

"Hidup harus hemat, itu sudah pasti. Beruntungnya, secara ekonomi hidup di sini masih lebih murah dibandingkan di Den Haag atau Amsterdam,” ujarnya.

Adaptasi cepat

Bukan hanya dinamika hidup di keseharian yang membuat para mahasiswa Indonesia sempat mengalami shock. Kultur akademik di kampus pun membuat mereka kerap terkejut dan harus lekas-lekas membiasakan diri.

"Mandiri itu bukan soal makan, minum dan tidur, tapi juga budaya belajar. Di sini semua kita siapkan sendiri, terutama bahan pelajaran. Dosen lebih banyak diskusi, bukan satu arah,” tutur Alvin.

Hal serupa juga dialami oleh Anton. Membaca jurnal dan ujian dalam waktu hanya dua minggu adalah “makanan utama” di awal kuliah.

"Tiap jurusan memang berbeda. Kalau saya, tiap dua minggu itu ujian. Tiga bulan pertama benar-benar menderita, harus cepat beradaptasi," kata Anton.

Agung Indriyanto, mahasiswa S-2 di Advanced Master in Intellectual Property and Knowledge Management, Maastricht University, juga menuturkan hal serupa. Dia mengaku kaget di awal-awal masuk kuliah lantaran lebih banyak berdiskusi untuk mencari pemecahan sebuah masalah atau kasus.

"Kebanyakan diskusi untuk problem solving. Sebelum kuliah harus baca sendiri tentang kasusnya. Setelah selesai, baru masuk kelas. Tanpa persiapan seperti itu, kita tidak akan diperbolehkan masuk oleh dosen," kata Agung.

Sedikit tatap muka, lebih banyak berdiskusi.  Kira-kira begitulah kesimpulan yang didapatkan dari perbincangan dengan para mahasiswa Indonesia tersebut. Membaca jurnal dan riset adalah menu harian, seperti halnya skil memasak dan mencuci sebagai yang perlahan menjadi pekerjaan paling lazim mereka lakukan sebagai pelajar di sini.

"Kalau ditanya hobi, jangan bilang hobi kita adalah membaca buku, pasti ditertawakan orang-orang di sini. Baca buku di Belanda adalah hal wajib, bukan hobi," timpal Nael.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com