Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekolah Rumah, Kumpul-kumpul Menjaring Teman

Kompas.com - 17/03/2015, 15:19 WIB

Tak mudah

Ketiga anak Mira dan Aar, yaitu Yudhis, Tata, dan Duta, bersekolah di rumah sedari usia taman kanak-kanak. "Setelah memperhatikan sistem pendidikan nasional dengan kepribadian anak-anak saya, tampaknya mereka lebih cocok bersekolah di rumah," ujar Aar yang pernah bekerja sebagai guru SMA.

Menurut Aar, di sekolah konvensional, sulit bagi anak untuk berkembang sesuai bakat dan minat karena ada aturan-aturan sekolah yang mewajibkan anak bertingkah serupa dengan yang lain.

"Keputusan untuk sekolah di rumah itu diambil setelah berembuk dengan anak-anak. Kebetulan mereka setuju dan akhirnya kami merencanakan kurikulum pembelajaran bersama-sama," jelasnya.

Mira menjelaskan, tidak ada satu pakem baku mengenai cara mendidik anak di sekolah rumah. Kuncinya ialah waktu dan kesepakatan antara orangtua dan anak. Orangtua dan anak mengatur waktu pembelajaran sesuai dengan jadwal kerja ayah dan ibu.

"Kalau pengaturan waktunya baik, orangtua yang keduanya berkarier tetap bisa efektif mendidik anak. Kalau pengaturan waktu sembarangan, meskipun kedua orangtua berada di rumah, pembelajaran tidak optimal," paparnya.

Setiap target pembelajaran ditentukan keluarga masing-masing. Jika targetnya memasukkan anak ke universitas, kurikulum Kejar Paket A, B, dan C dimasukkan ke dalam materi pembelajaran. Namun, metode pengajaran disesuaikan dengan karakteristik anak, waktu, dan kemampuan orangtua.

"Melakukan sekolah rumah itu sulit sekali. Orangtua harus benar-benar siap. Baik dari segi mental, waktu, pengetahuan, dan ruang. Jadi, melakukannya tidak boleh main-main karena orangtua dituntut terus menambah ilmu dan mengawasi anak," kata Aar yang sudah menerbitkan tiga buku tentang sekolah rumah, yaitu Apa itu Homeschooling?, Homeschooling Lompatan Cara Belajar, dan Warna-warni Homeschooling.

Aktivitas kelompok

Berbagai les sesuai minat juga menjadi pilihan anak-anak sekolah rumah untuk melengkapi pendidikan yang diberikan orangtua dan menjalin pertemanan. Bagi Noble Diano Rizky Tansri (16), misalnya, aktivitas kelompok menjadi sangat penting. Agar dapat bersosialisasi dengan teman sebayanya, Noble memilih ikut sekolah sepak bola Two Touch Football Academy. Dua kali dalam seminggu Noble rutin hadir di lapangan bola.

"Supaya saya bisa mengembangkan minat sambil bersosialisasi," ujar Noble.

Noble dan teman-teman kompleksnya sering pula menghabiskan akhir pekan bersama di rumahnya dengan gitar akustik kesayangannya. Ada tiga gitar akustik yang ia miliki, satu di antaranya ialah gitar akustik elektrik yang selalu ia gunakan ketika les musik. "Kalau masih bosan, kami main gim aja di rumah, he-he-he."

Tak ada jadwal dalam proses belajar Noble selama ini. Dia mengaku belajar dengan waktu tak menentu.

"Kadang pagi dan bisa juga malam. Kadang di ruang belajar, di ruang tamu, bahkan di garasi mobil," ujar Noble.

Dengan waktu belajar begitu fleksibel, Noble merasa bebas mengekspresikan bakatnya. Selain sepak bola, dia pun gemar bermain gitar dan drum. Dari kegiatan-kegiatan itu, Noble mendapat teman. Kumpul-kumpul teman sebaya tersebut juga dia jadikan momen berbagi pengalaman.

Namun, Noble tak hanya sibuk menjalani hobi dan minatnya. Saat ini, dia sedang mengikuti bimbingan belajar untuk persiapan ujian nasional. Ada tujuh mata pelajaran yang harus dikuasainya, yakni Bahasa Indonesia, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Matematika, Ekonomi, Sosiologi, Geografi, dan Bahasa Inggris.

Noble berencana untuk berkuliah. "Sekalian nyari teman baru saat kuliah nanti," ujarnya. (DNE/B02)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com