Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kolaborasi Mahasiswa UMN dan UTS Australia Ciptakan Produk Berbasis Sampah

Kompas.com - 20/07/2015, 15:54 WIB

Penggalian ide

Ajang ini sebenarnya merupakan sebuah upaya yang dilakukan UMN dan UTS, agar para mahasiswa yang sebagian besar sedang menuntut ilmu desain ini memiliki ide-ide segar sekaligus memberikan solusi kepada masalah lingkungan hidup yang ada di Indonesia saat ini.

“Kami ingin para mahasiswa bisa menumbuhkan jiwa entrepreneurship dengan menciptakan desain-desain baru yang sekaligus juga memberikan solusi terhadap masalah yang ada di sekitar kita,” kata Ratna Cahaya, staf pengajar sekaligus koordinator Global Studio UMN.

Kegiatan dengan UTS ini, lanjut Ratna, sudah memasuki tahun kedua. Dalam kegiatan pertama, para mahasiswa dari kedua universitas ini mempelajari proses pembuatan batik. Kini, ide yang coba digali adalah membuat produk dari benda-benda yang “terlupakan”.

Untuk menggali ide itulah maka para mahasiswa kemudian diajak melihat dua komunitas di Jawa Tengah, yang dinilai cukup sukses menghasilkan produk daur ulang yang tak hanya ramah lingkungan namun juga sangat berpotensi menghasilkan uang.

Salah satunya adalah Komunitas Sapu Upcycle, Salatiga, Jawa Tengah. Alexandra Crosby, pengajar di University of Technology Sydney (UTS) mengatakan komunitas Sapu dijadikan salah satu tujuan kegiatan ini karena dinilai sukses menciptakan produk-produk yang ramah lingkungan.

“Saya mengenal Sapu sejak saya mengambil program doktoral beberapa tahun lalu dan menjadikan komunitas ini sebagai obyek penelitian saya,” ujar Crosby.

Komunitas ini sudah beberapa tahun terakhir menghasilkan berbagai produk seperti tas, dompet dan berbagai asesori seperti gelang dari bahan ban truk bekas. Di sini, para mahasiswa UMN dan UTS belajar menciptakan sesuatu dari ban truk bekas ini, meski tak serumit tas atau dompet.

“Kami waktu itu baru diajari membuat gelang dari bahan ban bekas. Belum membuat tas karena itu sangat rumit sudah banyak variasinya,” kata Chyntia menceritakan pengalamannya belajar di Komunitas Sapu Upcycle.

Tukar pengalaman

Selain menggali ide-ide desain ramah lingkungan, kolaborasi universitas dari dua negara yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda memiliki manfaat lain yaitu menumbuhkan rasa saling memahami dan pengalaman bekerja sama di antara para mahasiswa.

“Saya jadi tahu bagaimana pola orang Barat berpikir dan bekerja. Satu hal yang mengesankan adalah mereka sangat menghargai pendapat orang lain,” ujar Chyntia membagi pengalamannya bekerja bersama mahasiswa UTS.

“Dari sisi lain, kegiatan ini bisa menumbuhkan ide-ide saya terkait produk ramah lingkungan. Sehingga saya harap saya kelak bisa mengembangkan bisnis tanpa meninggalkan lingkungan,” tambah dia.

Sementara Zack Hannah, mahasiswa UTS, mengatakan kegiatan ini memberi kesempatan besar bagi dirinya dan rekan-rekannya dari Australia memahami cara warga Indonesia mengatasi masalah lingkungannya.

“Kami bisa melihat bagaimana masalah lingkungan yang dihadapi warga pedesaan dan perkotaan sekaligus cara mereka mengatasinya. Kami juga bisa membandingkan cara kedua negara mengembangkan sistem daur ulang sampahnya,” ujar Zack.

Sedangkan Alexandra Crosby berharap kegiatan yang disebutnya sebagai sebuah “takdir” yang mempertemukan kedua universitas itu, bisa terus berlanjut dengan tema yang beragam, sekaligus membuat para mahasiswa lebih berkembang.

“Takdir mempertemukan UMN dan UTS. Kami berharap kolaborasi ini bisa memberikan manfaat dan solusi bagi masalah lingkungan di sekitar kita,” papar Crosby.

Sementara Ratna Cahaya berharap para mahasiswa yang terlibat kegiatan ini, khususnya mahasiswa UMN, di masa depan bisa mengembangkan pola bisnis yang mengacu para rancangan produk ramah lingkungan.

“Target besarnya, para mahasiswa lebih memahami pentingnya lingkungan hidup bagi mereka. Jika selama ini mereka hanya mempelajari ilmu dan bisnis, maka perlahan saya harap pola pikir mereka akan berubah karena juga harus memikirkan masalah sosial dan lingkungannya,” ujar Ratna.

Sapu Upcycle Salah satu kegiatan workshop membuat asesoris dari bahan ban bekas yang digelar di Komunitas Sapu Upcycle, Salatiga, Jawa Tengah.

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com