Asia Tenggara Harus Bekerja Sama, Lawan Jadi Kawan!

Kompas.com - 01/10/2015, 09:04 WIB
Anne Anggraeni Fathana

Penulis

KOMPAS.com – Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) diperkirakan akan diikuti dengan munculnya persaingan ketat antarnegara Asia tenggara. Pasalnya, kebijakan ini memberikan kemudahan transaksi barang dan jasa serta kompetisi dalam pasar tenaga kerja.

Padahal, penyatuan pasar itu bertujuan untuk memancing kehadiran modal asing agar ASEAN dapat meningkatkan daya saing dengan negara Asia lainnya. Kemunculan banyak investor dapat membuka lapangan pekerjaan dan peningkatan kesejateraan.

MEA seharusnya justru merangsang kerja sama kondusif untuk saling melengkapi agar memancing masuknya investor. Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya bukanlah lawan, namun "teman seperjuangan".

Pendidikan sebagai dasar

Salah satu jembatan bagi lancarnya kerja sama itu sebenarnya bisa diterapkan melalui pendidikan. Hal itu melihat bahwa pendidikan adalah akar yang harus diperbaiki untuk menciptakan sumber daya manusia berkualitas.

Pendidikan sebaiknya dimulai sejak usia dini. Anak-anak dibina agar memahami bahwa mereka tidak hanya akan dihadapkan dengan teman-teman satu daerahnya, namun juga masyarakat internasional di masa depan.

Pelajaran bersifat teoritis sebaiknya dilengkapi berbagai pelatihan teknis dan kejuruan. Kurikulum diperbaiki agar mendasari setiap pembelajaran dengan kreatifitas dan inovasi.

Antusiasme penelitian juga harus dibangun pada jenjang pendidikan tinggi. Anak dirangsang untuk aktif dan belajar berdasarkan pengalaman nyata. Mereka dipersiapkan menjadi tenaga kerja terampil agar nantinya mudah mencari peluang kerja di luar negara sendiri.

Lembaga pendidikan pun tidak hanya menjadi tempat menyerap ilmu, namun juga memahami konsep kemanusiaan. Contohnya, anak dapat berpartisipasi ketika sekolah ikut membantu negara pada situasi darurat atau bencana alam.

Thinkstock SEAMEO bertujuan meningkatkan kerja sama regional dan memajukan sumber daya manusia dalam bidang pendidikan, ilmiah, dan kebudayaan.

Kurikulum abad ke-21

Semangat mendidik tersebut dirangkum oleh Organisasi Menteri-menteri Pendidikan di Asia Tenggara (SEAMEO) menjadi Kurikulum Abad ke-21. Program pendidikan ini menekankan analisa sistematis terkait pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang sejalan dengan konteks global serta kondisi ekonomi, sosial, budaya, dan politik di Asia Tenggara.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan itu, SEAMEO membentuk 21 jaringan institusi spesialis tingkat regional yang disebut SEAMEO Regional Centre pada 11 negara anggotanya. Pusat pembelajaran ini memberikan program pelatihan dan penelitian yang bergerak dalam bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya.

Tujuan yang dibidik SEAMEO tidak hanya anak didik di kota-kota besar, namun juga mereka yang tergolong kurang mampu, berdomisili di wilayah terpencil, dan berasal dari etnis marjinal. SEAMEO juga membuka kesempatan sama bagi komunitas dengan kemampuan linguistik terbatas, anak-anak difabel, serta berkebutuhan khusus.

Agar pendidikan dapat dijangkau dan diterima, kurikulum ini pun akan fokus pada persiapan kerangka pengajaran sesuai dengan budaya asli setiap daerah di negara-negara ASEAN. Keberagaman pun dapat dirayakan, bukan ditinggalkan.

SEAMEO juga membantu institusi untuk melihat kebutuhannya, melakukan koordinasi, dan menetapkan standar setara. Sekolah akan dihubungkan dengan mitra untuk memberikan keterampilan pada anak.

Tidak hanya mementingkan peserta didik, program akan diiringi dengan mengubah perspektif masyarakat dalam memandang guru. Beragam pelatihan dan sertifikasi akan diberikan untuk meningkatkan kualitas mereka sehingga profesi guru kembali menjadi favorit masyarakat.

Pada akhirnya, Kurikulum Abad ke-21 diharapkan mampu mencipta integrasi ASEAN melalui komunitas didik. Pembangunan pun berjalan lancar oleh sumber daya manusia terampil dapat tersebar secara merata di seluruh negara Asia Tenggara.

Baca: Dibuka… Beasiswa untuk Dosen, Guru, dan Praktisi Pendidikan!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau