Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/10/2015, 09:11 WIB
Adhis Anggiany Putri S

Penulis


KOMPAS.com
– Agaknya, fenomena "salah kampus dan jurusan" masih menjangkit di kalangan calon mahasiswa. Pertanyaannya, kenapa bisa terjadi?

Tak dimungkiri, banyak faktor mempengaruhi pemilihan jurusan, termasuk teman, orangtua, dan masyarakat. Kebanyakan pelajar terlalu fokus pada pertimbangan yang tidak berhubungan langsung dengan minat, rencana, dan tujuan pendidikannya.

Dalam memilih universitas, misalnya. Mereka cenderung memilih perguruan tinggi yang ternama karena lebih terkesan bonafide, padahal belum tentu cocok dengan kemampuan dan tujuan studinya. Ingat, tiap institusi pendidikan memiliki kelebihan berbeda.

Atau, ada juga pelajar yang memilih jurusan tertentu karena ajakan teman atau keinginan orangtua. Alasan klise lainnya, jurusan tersebut bisa membukakan pintu karier yang lebar. Namun, apakah jenis karier ini sudah sesuai dengan passion mereka?

Menariknya, pemikiran macam itu juga masih melekat di benak banyak pemburu beasiswa luar negeri. Padahal, pemilihan kampus dan jurusan menjadi hal paling krusial saat memburu beasiswa. Bahkan, bila mengejar beasiswa ke Belanda, pilihan kampus dan jurusan bahkan sangat krusial. 

Karena itu, jika termasuk salah satu peminatnya, Anda perlu meneliti sejak dini. Jangan sampai salah memilih kampus dan jurusan. "Jika terkait beasiswa, perencanaan studi memang harus dilakukan dengan baik," ucap Indy Hardono, Koordinator Beasiswa di Netherlands Education Support Office (Nuffic Neso Indonesia),  kepada Kompas.com, Senin (9/2/2015).

Berbeda dengan negara lain, beasiswa ke Belanda dimulai dengan keharusan sudah diterima di perguruan tinggi pilihan. Karena itu, menurut Indy, seorang pelajar harus mendahulukan alasan utama dalam perencanaan pendidikannya, mengapa memilih Belanda sebagai tujuan studi.

"Pertama, ketahui jawabannya kenapa pilih Belanda. Pasti ada alasannya. Kalau tidak, percuma. Kalau soal itu Anda tahu, silakan tentukan kampusnya atau universitasnya sebagai langkah berikut," ujar Indy.

Lalu, apa yang harus dilakukan agar rencana studi Anda tidak ibarat "membeli kucing dalam karung"?

Jelajahi internet

Belanda menawarkan lebih dari 2.100 program studi internasional yang seluruh pembelajarannya murni menggunakan bahasa Inggris. Programnya pun beragam, mulai dari seminar pelatihan singkat hingga program sarjana dan master.

Agar tak tersesat dalam tumpukan informasi itu, Anda bisa memanfaatkan Studyfinder, database studi yang bisa diakses secara online. Di sini, terdapat informasi detail dan terbaru tentang apa yang ditawarkan institusi pendidikan tinggi Belanda.

Lewat Studyfinder Anda bisa mencari informasi seputar program studi yang mungkin diminati, opsi penawaran dari universitas, persyaratan, batas waktu pendaftaran, jadwal perkuliahan, biaya studi, hingga tautan ke situs universitas dan email yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi lebih detail.

Dari situs perguruan tinggi, Anda bisa menggali bermacam informasi lebih mendalam tentang program studi, persyaratan penerimaan, aplikasi prosedur, dan informasi penunjang lain. Di sinilah rencana Anda dimulai!

M Latief/KOMPAS.com Setiap tahun sekitar 1.200 mahasiswa Indonesia berada di Belanda untuk menempuh studi gelarnya. Total mahasiswa internasional belajar di Belanda selama 2012-2013 ada lebih dari 90,500 pelajar.

Datang ke pameran

Setelah memilih beberapa kandidat perguruan tinggi tujuan, jangan juga mudah puas dengan informasi itu. Kadang, informasi tertulis saja tak cukup. Kerap kali, keterangan lengkap dan akurat baru bisa digali langsung dari pemegang informasi tersebut, yaitu perwakilan universitas itu sendiri.

Perlu diingat, beberapa program studi di Belanda memiliki persyaratan tambahan yang berbeda-beda. Tak hanya itu, dalam bidang tertentu yang lebih populer, jumlah tempat dibatasi dan memiliki kuota tertentu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com