Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hasanudin Abdurakhman
Doktor Fisika Terapan

Doktor di bidang fisika terapan dari Tohoku University, Jepang. Pernah bekerja sebagai peneliti di dua universitas di Jepang, kini bekerja sebagai General Manager for Business Development di sebuah perusahaan Jepang di Jakarta.

Ijazah Kosong

Kompas.com - 29/02/2016, 09:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Bagi saya, jadi sarjana S1 saja pun mereka belum layak. Tapi begitulah. Program ini memberi kesempatan kepada orang-orang untuk meraih gelar dan ijazah. Hanya itu.

Di luar soal itu, banyak pula mahasiswa yang sebenarnya punya basis intelektual memadai tapi tetap bodoh, karena tidak belajar. Mereka mengira belajar di perguruan tinggi itu hanya aktivitas di ruang kelas itu. Mereka tidak membekali diri dengan kemampuan belajar mandiri. Nilai kuliah tinggi, tapi kompetensi minim.

Kepada mahasiswa selalu saya ingatkan bahwa hal terpenting yang harus mereka kuasai adalah kemampuan belajar mandiri. Mereka harus membangun kemampuan itu, lalu menggunakannya untuk menambah pengetahuan dan skill yang tidak diajarkan di ruang kuliah.

Dengan kemampuan itu pula mereka mengembangkan diri setelah lulus. Itulah poin terpenting dari kesarjanaan. Yaitu bisa menambah ilmu dan keterampilan secara mandiri. Tanpa kemampuan itu seorang sarjana akan jadi fosil.

Di kampus-kampus saya selalu mengingatkan par dosen untuk membimbing mahasiswa untuk meraih kompetensi, bukan sekedar dapat nilai kuliah. Kepada para mahasiswa saya ingatkan untuk membangun kompetensi. Jangan sampai jadi sarjana dengan membawa ijazah kosong.

Tulisan Hasanudin Abdurakhman lain bisa dibaca juga di http://abdurakhman.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com