Belajarlah... Jangan Main-main dengan Bayi Anda!

Kompas.com - 29/04/2016, 14:11 WIB

Memang, bagi ibu yang baru melahirkan pertama kali, pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif berlangsung selama enam bulan. Pemberian ASI ini dianjurkan tanpa tambahan minuman apapun, termasuk madu dan lainnya.

Mengapa? Alasannya, bayi selama enam bulan memang tidak memerlukannya. Benar-benar hanya ASI yang dia perlukan.

Namun, setelah melewati masa ASI eksklusif selama enam bulan itu, bayi memerlukan makanan pendamping ASI (MP-ASI) antara 6-18 bulan ke depan. Dalam rentang usia 6-18 ini sang bayi belajar makan makanan padat.

Perihal makanan "pendamping" ASI memang paling banyak ditanyakan kaum ibu kepada dokter atau praktisi kesehatan. Bagaimana menyediakan makanan untuk bayi yang tepat, benar, bergizi, sehat, dan tidak membosankan? Kira-kira demikian pertanyaan tersebut.

Makanan pendamping ASI memang tidak bisa diberikan asal-asalan. Artinya, makanan yang diberikan idealnya harus memenuhi kebutuhan zat gizi bayi hingga 80 persen. Beberapa di antaranya adalah kebutuhan zat besi dan seng (zinc) dari makanan yang diberikan.

Menurut catatan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2008, 40 persen anak di dunia mengalami anemia defisiensi (kekurangan) zat besi. Akibatnya, anak dapat mengalami gangguan perkembangan, antara lain kecerdasan.

Zat besi berfungsi sebagai selubung sel saraf. Mirisnya, kekurangan zat besi tidak dapat diperbaiki, maka pencegahan merupakan jalan terbaik.

Memberi makan bayi merupakan proses bayi itu sendiri dalam mengunyah makanan. Sebaliknya, sang ibu pun belajar cara memberi makanan yang dibutuhkan bayi.

Pada awalnya bayi yang diberi makanan padat sering dilepeh atau dikeluarkan lagi dari mulut. Perlu diketahui, hal itu bukan berarti si bayi tidak suka makanan tersebut, tetapi justru sang bayi sedang belajar mengunyah.

Memberi makan bayi memang gampang-gampang susah, karena bayi masih pasif. Di sinilah perlunya kesabaran sang ibu dalam memberi makanan tersebut.

Gizi seimbang kalori

Ternyata bayi pun memerlukan gizi seimbang agar tetap sehat. Dalam gizi seimbang tercermin susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Pola makan seimbang selain memperhatikan sumber zat gizi makro (karbohidrat, lemak, protein) dan air, juga zat gizi mikro (vitamin dan mineral) dengan memperhatikan keragaman, kebutuhan, dan keamanan bahan makanan. Bagaimana dengan kalorinya?

Bayi pun memerlukan jumlah kalori yang dikaitkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) rata-rata. Kebutuhan gizi bayi usia 7-11 bulan misalnya, memerlukan 725 kalori.

Mengukur bayi

Halaman Berikutnya
Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau