Mewarnai Mimpi dan Kenangan...

Kompas.com - 13/05/2016, 19:59 WIB

Warnai secara bebas, lupakan stereotip. Ungkapkan apa yang ingin Anda ungkapkan. Bergembiralah....

Munculnya tren mewarnai bagi orang dewasa bukan tanpa alasan. Mewarnai diyakini mampu menumbuhkan semangat hidup serta memulihkan tubuh dan pikiran dengan meredam stres.

Ketika mewarnai, kita mengaktifkan beragam wilayah di kedua belahan otak. Tindakan ini melibatkan kedua logika, dalam bentuk warna dan kreativitas saat mencampur dan mencocokkan warna.

Hal ini akan merangsang kemampuan penglihatan dan keterampilan motorik halus. Relaksasi ini dianggap mampu menurunkan aktivitas amygdala, bagian dasar otak yang terlibat dalam mengendalikan emosi yang dipengaruhi oleh stres.

Tidak ada aturan baku untuk mewarnai, karena yang terpenting: Anda merasa senang. Lakukan sesuai kata hati Anda, dan hidup Anda akan terasa ringan.

Dewasa ini, ada begitu banyak buku mewarnai. Toko buku bahkan menyediakan tempat khusus untuk memajang beragam jenisnya. Kita tinggal memilih sesuai minat; alam, hewan, manusia, kota, dan sebagainya. 

Akan tetapi, buku Dream dan Time of Memory terbitan Penerbit Bhuana Ilmu Populer memberi nuansa yang berbeda. Kita seolah diajak untuk kembali ke masa lalu, mengingat kenangan.

Kenangan adalah bukti bahwa ada sejumlah hari yang tidak pernah berakhi

Tidak hanya itu, kita juga diajak untuk bermimpi dan mewujudkannya dengan berkreasi, mewarnai hitam putih kehidupan dengan aneka warna yang membebaskan kita dari beragam tekanan hidup.

Setiap orang memiliki mimpi. Dengan mimpi, kita menjalani hidup di dunia. Demi mimpi, kita berjuang, bertahan hidup.

Satu hal yang membuat buku Dream dan Time of Memory unik—sekaligus juga membedakannya dari buku mewarnai lainnya—adalah bahwa keduanya dibuat dengan riset yang mumpuni, yang ditunjang dengan pemahaman yang komprehensif tentang terapi warna (color therapy).

Karenanya, tidaklah mengherankan jika di Korea Selatan, negara asalnya, kedua buku tersebut menjadi buku yang paling banyak dicari alias Best Seller.  

Kim Seon Hyeon, penulis kedua buku tersebut, yang juga adalah pakar terapi seni di Korea Selatan, meyakini bahwa terapi warna mampu mengendalikan stres. Warna terang dan lembut memiliki efek menenangkan, sebaliknya warna-warna gelap dapat merangsang kita.

Rangsangan yang dimaksud di sini tidak selalu bermakna negatif. Rangsangan warna yang tepat bagi orang yang dilanda kecemasan dan kemurungan dapat menjadi penyemangat hidup.

Misalnya, warna merah akan memberi kekuatan dan energi. Warna jingga (orange) mampu mengobati rasa kehilangan dan mencegah kemarahan. Warna hijau akan memberikan kenyamanan jiwa raga, sementara warna kuning memberikan energi positif.

Warna biru bersifat menenteramkan dan menstabilkan. Warna nila (indigo) akan membuka pintu hati, dan ungu (violet) berfungsi untuk menyembuhkan hati yang sedih.

Jadi, tunggu apa lagi? Mari mewarnai.

(Marina Ariyani, Editor Penerbit Bhuana Ilmu Populer)


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau