Ami mulai mengambil kursus bahasa inggris tingkat dasar di Pare, Kediri selama dua bulan. Setelah itu, dia ikuti dan belajar IELTS secara autodidak.
"Kalau belajar sendiri saya rasa lebih efektif karena kita sendiri yang tahu (diri kita) mampu sejauh apa. Kurang lebih saya melakukan persiapan selama satu tahun sebelum apply pada kampus di Belanda dan mengajukan beasiswa," tambahnya.
Ami sendiri mengaku, ia tak banyak mendapat bimbingan dari keluarga. Orangtuanya bahkan tak berkesempatan menikmati bangku kuliah.
Maka dari itu, diskusi mengenai persiapan kuliah ke luar negeri dan beasiswa dicarinya dari blog internet dan senior-senior kampus, berkenalan saat berorganisasi di universitas dahulu. Tak disangka, apa yang dipelajari dan dipersiapkan membuahkan hasil.
"Kami berhasil memilih yang terbaik sebagai penerima beasiswa. Kami percaya dengan melanjutkan studi di Belanda, penerima beasiswa akan memperluas sekaligus mengembangkan kapasitasnya yang bisa dijadikan modal untuk menjadi pemimpin masa depan," tanggap Mervin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.