Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Irwan Suhanda
Editor dan Penulis

Editor dan Penulis

Janji

Kompas.com - 29/06/2016, 12:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Gempa dahsyat ini pun ikut meruntuhkan gedung sekolah tempat anaknya belajar. Sang Ayah segera berlari ke sekolah anaknya tersebut. 

Dilihatnyalah seluruh bangunan sekolah sudah runtuh dan menimpa seluruh murid yang berada di bawahnya. Harapan hidup sudah tipis. Semua orang yang melihatnya pun sudah putus asa. Pasrah.

Melihat tragedi ini Sang Ayah menangis histeris. Ia tidak menyangka musibah menimpa anaknya. Dalam keputusasaan tiba-tiba ia teringat, setiap berangkat sekolah ia selalu berkata kepada anaknya: Anakku, apa pun yang terjadi, Papa akan selalu bersamamu!

Tiba-tiba semangatnya tumbuh kembali, rasa putus asa ia singkirkan. Sang Ayah segera berlari menghampiri reruntuhan bangunan kelas anaknya belajar. Dengan tangannya ia mengangkat reruntuhan batu-batu dan puing-puing satu persatu.

Orang-orang yang ada di situ sudah mengingatkan pecuma saja usahanya ini. Akan tetapi, Sang Ayah tidak menghiraukan imbauan orang-orang di sekitarnya. Sang Ayah selalu teringat janjinya kepada anaknya: akan menyertai dalam situasi apa pun.

Satu jam, dua jam, terus berlalu hingga akhirnya sampai 18 jam Sang Ayah masih mengangkat puing-puing bangunan itu!

Lalu tiba-tiba Sang Ayah mendengar lamat-lamat suatu suara anak kecil di bawah reruntuhan itu. Suara yang sangat dikenalnya! Kemudian ia berteriak: Armando!!! Tiba-tiba terdengar suara lemah di bawah reruntuhan: Papaaaa!!

Mendengar suara anaknya ini Sang Ayah semakin bersemangat mengangkat puing-puing untuk menyelamatkan anaknya. Terbukti anaknya masih hidup! Bahkan di dalamnya ditemukan lagi 14 anak yang juga masih hidup!

Sang Ayah dan anak saling berpelukan histeris. Sang Ayah sambil menangis kembali berkata: Anakku, apa pun yang terjadi, Papa akan selalu bersamamu!

Sebaliknya, Armando  berkata lagi kepada teman-temannya yang msih hidup: Benar ‘kan, Papaku pasti datang untuk menyelamatkan kita!

Cerita nyata yang sangat mengharukan. Kita dapat memetik kisah gigihnya seorang ayah memenuhi janjinya. Ia merasa bertanggung jawab dengan janji yang diucapkannya dan tertantang untuk membuktikannya.

Kita merindukan sosok ayah sebagai pelindung, penjaga, dan sumber pengharapan di kala susah. Kita merindukan sosok ayah yang konsisten, lembut, tidak bersikap kasar, disegani, dan dipercaya. Seorang ayah yang berani mengambil risiko apa pun demi menjaga anaknya.

Kepada siapa lagi seorang anak berkeluh-kesah selain kepada orangtuanya sendiri?

Seorang ayah memang sangat disarankan menjadi teladan bagi anak-anaknya sendiri. Tidak ada yang lebih berbahagia bagi seorang ayah ketika dikagumi oleh anaknya sendiri, baik dalam sikap maupun perbuatan.

Sebaliknya, tidak ada yang lebih berbahagia bagi seorang anak ketika orangtuanya berkata kepada anaknya: Ayah bangga punya anak sepertimu, Nak!”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com