Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnubrata
Assistant Managing Editor Kompas.com.

Wartawan, penggemar olahraga, penyuka seni dan kebudayaan, pecinta keluarga

Pentingnya Mendampingi Anak di Hari Pertama Masuk Sekolah

Kompas.com - 19/07/2016, 06:51 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

Saya melakukan itu mengingat pengalaman saya dulu yang merasa sendirian di lingkungan baru dengan bahasa yang tidak saya pahami sepenuhnya.

Di sisi lain, mengantarkan anak sekolah ternyata juga menyenangkan bagi orangtua. Karena pada momen itu kita menyaksikan peristiwa-peristiwa tak terduga.

Seperti anak-anak yang berebut menyanyi, atau anak-anak yang dengan cuek melepas sepatunya saat masuk kelas, atau anak yang ketiduran karena mungkin terbiasa bangun siang.

Itu juga yang saya alami Senin (18/7/2016) saat mengantar anak kedua saya ke sekolah pertama kali. Sesuai dengan karakternya yang lebih pendiam, anak kedua saya tidak memperlihatkan kegembiraan berlebih saat masuk sekolah, bahkan cenderung bosan karena merasa ngantuk.

Ada sedikit rasa takut karena beberapa kali ia mencari-cari bapak dan ibunya. Saya teringat pengalaman sendiri dan bersyukur bisa mendampinginya hari ini. Setidaknya keberadaan kami menunjukkan bahwa hari pertamanya ini adalah suatu peristiwa penting yang layak dihadiri.

Tentu ada juga anak-anak yang menangis dan meronta minta pulang. Nah, bagaimana para guru menangani hal-hal tersebut bisa kita jadikan gambaran bagaimana nanti  anak-anak kita akan dididik, sehingga sejak awal kita bisa terlibat dalam pendidikan anak dan tidak serta merta menyerahkan segalanya pada sekolah.

Oleh karena itu, Gerakan Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah, yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melalui surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2016  adalah gerakan yang bagus untuk menanamkan saling pengertian antara anak, orangtua, dan sekolah.

Mendikbud Anies Baswedan mengajak orangtua mengantar anaknya di hari pertama sekolah dengan harapan komunikasi orangtua dan guru yang dimulai sejak dini menjadi gerbang membentuk tim pendidik yang solid.

Saya sendiri meyakini, anak yang melihat orangtuanya dekat dengan orang-orang, komunitas, atau institusi tertentu, akan merasa lebih nyaman untuk masuk ke lingkungan tersebut. Bila anak merasa nyaman, maka proses pendidikannya pun akan berlangsung mengasyikkan bagi anak dan juga gurunya.

Saya jadi ingat kata Mendikbud saat meninjau kegiatan hari pertama masuk sekolah di SDN Polisi 1, Kota Bogor, Senin (18/7/2016): "Sekolah itu seperti maraton, prosesnya panjang. Sekolah bukan soal nilai saja, yang penting bagaimana anak mencintai belajar.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com