KOMPAS.com – Kemungkinan besar orang akan langsung mengangguk ketika ditawari beasiswa S-2 ke luar negeri. Siapa tidak menolak, sudah tak perlu bayar kuliah, kebutuhan sehari-hari disiapkan pula.
Pertanyaannya, bagaimana cara mendapatkan tawaran tersebut?
Tentu, pemberi beasiswa tak mau sembaran pilih orang. Membiayai kuliah merupakan investasi. Mereka tak akan mau membuang-buang duit untuk orang yang setelah lulus tak mampu berkontribusi apa pun.
Tujuan lembaga-lembaga pemberi beasiswa umumnya sama. Pendidikan berkualitas dipercaya mampu meningkatkan kemampuan sumber daya manusia. Setelah lulus, para alumni diharapkan menyumbang ilmu yang didapat untuk memajukan bangsa dan negara mereka.
Nah, jika Anda sudah bertekad bulat memburu beasiswa ke luar negeri, penting digarisbawahi, tujuan di atas harus sejalan pula dengan niat Anda. Kontribusi apa yang bisa diberikan pada masyarakat setelah Anda lulus S-2 nanti?
Rancangan masa depan jadi salah satu faktor penentu. Pemberi beasiswa akan menilai "motivation letter" yang berisi latar belakang mengapa pelamar berkeinginan meneruskan kuliah ke luar negeri.
Beberapa jenis beasiswa memang tak memerlukan motivation letter. Tapi, mereka tetap akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan serupa saat wawancara. Anda harus siap menjawab.
"Masing-masing pertanyaan dijawab dengan maksimal 250 kata. Ini yang membutuhkan konsentrasi lebih," lanjut Reza.
Jadi, sebelum memikirkan akan melamar universitas mana dan beasiswa apa, tentukan dulu rencana karir Anda. Jangan terkesan mengawang-awang, tujuan dan rencana harus realistis, serta tersusun rapi.
Siap-siap
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.