Nah keadaan ini bisa berdampak buruk pada proses belajar. Menurut Indy, bersikap terbuka adalah penyelesaian masalah yang baik.
"Tak cuma masalah akademik, urusan non-akademik pun harus dikeluarkan unek-uneknya. Urusan kangen rumah, putus dengan pacar dan lain-lain itu harus diceritakan ke teman atau sahabat. Jangan dipendam," tambahnya.
Menyimpan masalah sendiri, lanjut Indy, akan berakibat fatal. Ujung-ujungnya, akademik akan terganggu. Kuliah bisa berantakan.
"Di sini kan ada Persatuan Pelajar Indonesia (PPI), harus dimanfaatkan. Harus bergaul," ujar Indy.
Fase ketiga adalah fase mulai beradaptasi dengan baik (adjustment and acceptance phase). Di fase ini, mahasiswa mulai bisa beradaptasi. Semua masalah sudah bisa teratasi. Hal-hal yang tidak biasa, menjadi biasa dan lazim.
"Setelah ketiga fase itu terlewat, fase keempat atau terakhir adalah fase paling membahagiakan, yaitu fase 'I Love Holland'," ungkap Indy.
Dalam fase terakhir ini, mahasiswa seperti menemukan apa yang ia cari. Bisa jadi impian awal ketika pertama menggagas rencana studi atau hal lain yang tak ia duga tercapai.
"Intinya, semua indah pada waktunya. Lebih indah dari fase bulan madu," imbuh Indy.
Dalam melewati empat fase itu, menurut Indy, mahasiswa harus bersabar. Inilah yang dinamakan sebagai dinamika studi di Belanda.
Namun, bukan berarti semua mahasiswa akan melewati fase itu. Kemungkinan apa pun bisa saja terjadi. Yang terpenting adalah bersiap untuk segala hal, laiknya sedia payung sebelum hujan.
Bila berminat belajar di luar negeri, tak hanya di Belanda, simak juga panduan ringkas digital Visual Interaktif Kompas (VIK) "Berburu Beasiswa". Salam sukses!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.