Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hasanudin Abdurakhman
Doktor Fisika Terapan

Doktor di bidang fisika terapan dari Tohoku University, Jepang. Pernah bekerja sebagai peneliti di dua universitas di Jepang, kini bekerja sebagai General Manager for Business Development di sebuah perusahaan Jepang di Jakarta.

Wawancara Kerja

Kompas.com - 06/09/2016, 14:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Jadi, mirip dengan urusan menjadi diri sendiri di atas, kemampuan berkomunikasi tidak dibangun secara instan melalui latihan singkat.

Kebutuhan terhadap kemampuan berkomunikasi tidak hanya saat wawancara, tapi juga diperlukan sepanjang karir. Karena itu saya anjurkan untuk membangun kemampuan ini sejak kuliah.

Bagaimana mengatasi rasa gugup? Gugup adalah reaksi tubuh terhadap sesuatu yang tidak biasa kita hadapi. Atau reaksi terhadap suatu harapan besar. Gugup saat wawancara adalah kombinasi keduanya.

Bagaimana mengatasinya? Pertama, dengan membiasakan diri. Dalam hal ini latihan diperlukan. Ada beberapa pertanyaan standar dalam wawancara. Misalnya soal latar belakang pribadi atau kuliah kita.

Setidaknya latihlah diri Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan standar ini. Bila bagian ini bisa dilewati tanpa gugup, itu akan membantu Anda melewati pertanyaan-pertanyaan lain.

Kedua, atur nafas. Gugup terkait dengan kerja jantung, dan kerja jantung terkait dengan pasokan oksigen ke tubuh. Aturlah nafas dengan baik, tarik nafas secara wajar, hembuskan dengan frekuensi wajar pula.

Ketiga, kendalikan konsentrasi dan pikiran. Fokuslah pada komunikasi dengan pewawancara. Alokasikan energi yang cukup untuk mendengar dan mencerna pertanyaan dengan baik. Banyak orang gagal menjawab pertanyaan karena gagal memahami pertanyaannya.

Keempat, jawab pertanyaan dengan jujur. Jujur artinya kita mengatakan apa adanya. Jujur tidak membuat kita perlu mengarang.

Kalau kita mengarang, kita memerlukan energi tambahan untuk membuat karangan kita terlihat konsisten. Kesadaran bahwa kita sedang berbohong, ketakutan akan ketahuan akan membuat kita tambah gugup.

Kelima, be nothing to lose. Seperti saya tulis di atas, kalau kita tidak  lulus berarti pekerjaan itu memang tidak cocok dengan kita. Yakinlah bahwa akan ada pekerjaan lain yang cocok.

Lalu, apa yang biasa ditanyakan oleh pewawancara? Untuk calon pekerja lulusan baru biasanya hanya ditanya soal latar belakang pribadi, latar belakang pendidikan untuk menggali informasi tentang skill, dan motivasi.

Sekali lagi kalau seseorang punya skill dan motivasi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Ia cuma perlu menjelaskan dengan baik siapa dirinya.

Tulisan Hasanudin Abdurakhman lain bisa dibaca juga di http://abdurakhman.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com