Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Tahu Rasanya Kuliah di Belanda?

Kompas.com - 25/10/2016, 14:52 WIB
Adhis Anggiany Putri S

Penulis

Proses pengajaran dalam kelas pun punya ciri berbeda lagi dibandingkan di Indonesia. Salah satunya, mahasiswa belajar dalam kelompok yang keanggotaannya diubah secara acak tiap tiga bulan sekali.

Di masing-masing kelompok ditetapkan ketua yang ditunjuk bergiliran. Tujuannya, semua mahasiswa belajar menjadi pemimpin.

Kelompok tersebut kemudian mengerjakan tugas sekaligus belajar bersama untuk sekitar 5-6 mata kuliah. Penilaian dosen lalu dilakukan berdasarkan performa grup.

"Dalam proses ini setiap mahasiswa dilatih mengembangkan kemampuan bekerja sama atau team work skill dengan orang dari berbagai macam negara," kata Ronny.

Memang, Ronny bukan satu-satunya mahasiswa internasional di Stenden University of Applied Sciences. Kira-kira 11.000 orang atau sekitar 25 persen total mahasiswa di sana berasal dari luar Belanda.

Di Belanda—tak hanya di Stenden University of Applied Sciences—ada beragam pilihan program internasional terbuka bagi mahasiswa dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Karena itu, calon mahasiswa tak perlu ragu apalagi merasa rendah diri untuk menuntut ilmu di sana.

"Siswa Tanah Air memiliki rata-rata kesuksesan hingga 90 persen selama masa pendidikan mereka di Belanda," ucap Indy Hardono, Koordinator Tim Beasiswa Netherlands Education Support Office (NESO), di Jakarta, Sabtu (16/01/2016).

Berbicara dalam acara "Holland Scholarship Day" di Erasmus Huis, Kedutaan Besar Belanda, Indy pun menyebutkan, kegagalan—kalaupun ada—umumnya terjadi akibat permasalahan personal mahasiswa bersangkutan. Misalnya, mahasiswa tersebut sulit menyesuaikan diri dengan budaya Eropa.

Karena itu, Indy menyarankan calon mahasiswa untuk mempersiapkan diri baik-baik. Masukan yang sama turut dilontarkan Ronny. Menurut dia, persiapan mental dan fisik wajib dilakukan.

"Fokus pada tujuan utama, yaitu mendapatkan pendidikan yang baik, berpikir terbuka terhadap hal-hal baru, dan punya semangat pantang menyerah," ungkap Ronny soal jurus sukses belajar di Belanda.

Meski demikian, calon mahasiswa yang berniat melanjutkan kuliah ke Belanda sebenarnya tak perlu terlalu khawatir soal perbedaan budaya tersebut. Menurut Hofman, Belanda dan Indonesia punya banyak kemiripan.

Ragam bahan-bahan khas dalam negeri, misalnya, lumrah ditemukan. Jadi, mahasiswa masih bisa memasak makanan dengan rasa kampung halaman di Belanda.

Dok Nuffic Neso Indonesia Berdiskusi dengan perwakilan perguruan tinggi secara langsung dapat membantu calon mahasiswa memutuskan pilihan lebih baik.

"Para mahasiswa (di Stenden University of Applied Sciences, sebagai contoh) juga ramah, saling menghargai kultur, toleransi, dan terbuka dengan hal-hal baru," kata Hofman.

Namun, lanjutnya, mahasiswa asal Indonesia harus terbiasa dengan kultur orang Belanda yang berbicara apa adanya, kebiasaan yang cukup berbeda dengan di Indonesia.

"Orang Belanda sering bicara 'blak-blakan', beda dengan orang Indonesia yang cenderung berbasa-basi (indirect) dalam berkomunikasi," tuturnya.

Apa pun yang akan dihadapi di sana, paling penting calon mahasiswa memiliki bekal informasi cukup, terutama untuk memilih kampus dan jurusan paling sesuai. Jangan sampai, sudah jauh-jauh kuliah ke Belanda tapi malah merasa "salah jurusan" apalagi gagal di tengah jalan.

Adapun informasi mengenai serba-serbi perkuliahan bisa didapat lewat beragam cara, salah satunya dari pameran pendidikan. Kebetulan, pada tahun ini NESO akan membuka 'Dutch Placement Day 2016' di Jakarta pada 31 Oktober 2016 dan Bandung pada 4 November 2016.

Di acara tersebut, pelajar dapat bertemu dan berdiskusi langsung dengan perwakilan perguruan tinggi Belanda. Persiapan lebih matang merupakan jurus awal bagi calon mahasiswa untuk nantinya mampu menghadapi segala aral.

Siap belajar ke Belanda?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com