Kompas.com - 26/10/2016, 09:55 WIB
Cahyu Cantika Amiranti

Penulis

Imbauan itu pun berjawab. Perguruan tinggi seperti Sampoerna University mulai memasukkan materi kewirausahaan ke dalam kurikulumnya. Bahkan, mata kuliah ini merupakan materi wajib bagi mahasiswa yang mengambil jurusan manajemen.

Dalam penerapannya, mahasiswa diberikan kesempatan mengikuti seminar-seminar kewirausahaan. Merujuk situs web sampoernauniversity.ac.id, tujuan kebijakan itu adalah menambah pengetahuan dan menumbuhkan minat mahasiswa berwirausaha.

Selain itu, pola pengajaran secara umum juga turut melatih kemampuan mahasiswa untuk berpikir kritis dan mampu mencari solusi efektif ketika berhadapan dengan tantangan baru. Dua keahlian ini tentunya sangat dibutuhkan seorang wirausahawan.


Dalam praktik di kelas, kemampuan ini dilatihkan dengan pemberian berbagai studi kasus, termasuk salah satunya tentang dunia usaha. Para mahasiswa diharapkan jadi terbiasa  mengasah kompetensi mengembangkan peluang bisnis dan berlanjut selepas mereka lulus kuliah.

Salah satu lulusan yang berhasil menjadi wirausahawan dari pola pendidikan ini adalah Riki Amir Kusnadi. Dia dan salah seorang temannya saat masih kuliah membuka sebuah kafe di lingkungan kampus sebagai tempat para mahasiswa makan dan berkumpul.

Merujuk situs web yang sama, Riki mengaku inspirasi membuka kafe itu memang datang dari materi kuliah. Dari situ, dia menyusun rencana bisnis dan mulai membangun usaha.

Setahun setelah kafe itu berjalan, usaha Riki berkembang. Barang-barang kebutuhan mahasiswa seperti alat tulis juga turut dia jual. Bahkan, dia menerbitkan kartu anggota yang antara lain bisa dipakai ketika ada promo diskon.

Peran kewirausahaan terhadap perekonomian pun dapat dilihat dari contoh sukses Riki ini. Pekerja yang dia rekrut, misalnya, adalah warga sekitar tempat tinggal Riki. Makanan yang dijual pun hasil buatan para pedagang di komunitasnya.

“Saya merasa puas, karena tak hanya memberikan tempat yang nyaman bagi orang-orang untuk berkumpul tetapi juga membantu komunitas saya,” ujar Riki.

Nah, mau menyusul jejak Riki? Siap menjadi bagian dari persentase orang yang diyakini bakal memakmurkan dan menyejahterakan bangsa sebagaimana pendapat McClelland dan keyakinan Presiden?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau