Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Doktor Sosiologi UGM Menaklukkan Kota Newcastle dengan Musik "Glam Rock"

Kompas.com - 22/11/2016, 22:09 WIB

Proses bergabung dengan mereka berlangsung sangat cepat dan lancar. “Mereka kirim playlists sekitar 40 lagu dan jadwal main selama 6 bulan ke depan,” kata Oki.

Karena Glam Slam adalah covers band, Oki memainkan lagu-lagu dari Queen, Bowie, The Sweet, Cheap Tricks, dan juga Skyhooks dari Australia.

Yang menjadi tantangan bagi Oki saat tampil dengan Glam Slam adalah kewajiban memakai kostum dan berdandan dengan karakter androgynous.

“Itu salah satu spirit dari era glam rock,” jelasnya. “Selain itu, saya harus memakai platform boots, make up, dan lipstick!” Oki yang tidak terbiasa memakai sepatu hak tinggi harus berlatih berjalan dengan platform boots selama beberapa hari.

“Saya juga harus menciptakan karakter androgynous di panggung dan mengadaptasikan style bermain bassnya menjadi lebih nge-glam,” imbuhnya.

Ke depannya, Oki ingin tetap menjadi musisi dan sosiolog. “Sampai akhir usia,” katanya.

Bagi Oki, sukses itu relatif. “Untuk konteks Indonesia yang tidak ada sistem tunjangan sosial (welfare), menurut saya sukses itu ya, saat bisa membantu orangtua membayar biaya berobat di rumah sakit yang sangat mahal itu atau membantu keluarga besar yang tidak mampu membayar biaya sekolah,” jelas Oki sambil merenung.

“Secara sederhana, buat saya sukses itu ya saat kita bisa berbagi dengan sesama,” imbuhnya. Oki mengucapkan perasaan bangga kepada kedua orangtuanya yang telah mendukungnya selama ini.

“Saya kagum dengan Ibu saya, sosok Ibu yang sangat tangguh, baik hati dan pekerja keras,” kata Oki.

Dengan gelar doktor, platform boots, dan baik hati, sudah pastilah perjalanan hidup Oki Rahadianto akan semakin sukses, walaupun sukses itu memang relatif. (Jane Ahlstrand**)

* Tulisan ini adalah versi bahasa Indonesia dari artikel dalam bahasa Inggris di blog Jembatan sebuah blog yang menghubungkan Indonesia dan Australia melalui kesenian.

** Jane Ahlstrand adalah mahasiswa S3 Universitas Queensland yang sedang melakukan penelitian mengenai Indonesia, dan sudah lama mengenal dan mempromosikann kesenian Indonesia di Australia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com