Sampai saat ini, tenaga dokter di sebagian daerah di Indonesia kerap menjadi permasalahan.
”Bukan jumlah dokter kurang, melainkan sebaran yang tidak merata,” kata Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan Usman Sumantri, dilansir dari Kompas.com, Selasa (10/05/2016).
Menurut data Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) per 9 Mei 2016, jumlah dokter di Indonesia ada 110.720 orang. Jumlah itu dimaknai satu dokter melayani 2.270 penduduk.
Rasio dokter Indonesia ini sebenarnya sudah melampaui target 1 dokter berbanding 2.500 penduduk. Sayangnya, tenaga dokter umumnya terkumpul di kota besar dan provinsi tertentu.
Sebagai perbandingan, DKI Jakarta memiliki rasio satu dokter menangani 608 penduduk. Jumlah ini timpang bila melihat Sulawesi Barat yang rasio satu dokter mengurusi 10.417 penduduk.
Walaupun begitu, rasio satu dokter untuk 2.500 penduduk tak bisa diterapkan secara merata. Di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah, rasio dokter belum terpenuhi akibat jumlah penduduk kebanyakan. Di Indonesia timur, misalnya, standar tersebut sulit diterapkan akibat wilayah luas, medan sulit, dan penduduk terpencar.
Salah satu kejadian terkait pentingnya dokter di daerah terpencil dialami dokter Lie Augustinus Dharmawan dan timnya pada bulan Maret 2009 di Pulau Kei Kecil, Maluku Tenggara.
Ada seorang ibu yang datang dengan anak perempuannya yang berusia 9 tahun. Anak itu mengerang kesakitan akibat ususnya terjepit.
Ternyata, demi mencapai posko pengobatan, warga dari Saumalaki itu butuh waktu 3 malam 2 hari dengan naik kapal.
Melansir wawancara bersama dokter Lie di Rumah Sakit Husada, Jakarta, dari Kompas.com, Senin (17/08/2015) perjuangan mereka untuk bisa mendapat pelayanan kesehatan tak sekadar perjalanan yang jauh, tapi juga ongkos besar harus dikeluarkan.
Ibu dan anak perempuannya itu juga harus mencari uang terlebih dahulu untuk bisa menyewa kapal dan membeli bahan bakar minyak.
Kini, Lie sudah mendirikan rumah sakit apung. Lalu, bersama Lisa Suroso, ia membangun pula doctorSHARE atau Yayasan Dokter Peduli yang kegiatannya mengadaptasi sistem “jemput bola” atau mendatangi pasien dengan menggunakan rumah sakit apung karena keterbatasan akses dan infrastruktur kesehatan di daerah terpencil.
Semua tenaga medis yang sudah tergabung dalam yayasan tersebut turut membantu pengobatan gratis di daerah kepulauan, terpencil atau pedalaman. Adaoun pembiayaannya berasal dari donasi masyarakat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.