KILAS

Guru Garis Depan, Merajut Indonesia dari Pinggiran

Kompas.com - 25/10/2017, 16:00 WIB

Keberlangsungan pendidikan sangat dipengaruhi kondisi geografis. Selain itu, kelangsungan pendidikan juga dipengaruhi kondisi cuaca.

Sejumlah sekolah di daerah bisa libur selama dua bulan karena tingginya gelombang air laut. Anak-anak mesti menempuh gelombang untuk mencapai sekolah.

Oleh karena itu, perlu kebijakan khusus untuk mengatasi kondisi seperti itu. Mendikbud mengakui tidak mudah merumuskan kebijakan pendidikan di daerah 3T.

Mengabdi 10 tahun

Para GGD angkatan kedua tersebut akan mengabdi di daerah penempatan minimal 10 tahun. Meski demikian, Muhadjir optimistis para guru tak akan pindah dari daerah penempatan.

“Dugaan Saya, malah guru-guru tidak akan pindah kok, biasanya betah,” katanya.

Sehari sebelumnya, 300 GGD mendapat pengarahan dari Plt Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan, Hamid Muhammad dan Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Ditjen GTK, Anas M Adam.

Hamid berharap para guru dapat mempelajari budaya setempat, utamanya budaya birokrasi dan budaya masyarakat. Para GGD juga mesti bisa membawa diri dan menjalin hubungan yang baik dengan tokoh-tokoh masyarakat di daerah tugas.

Para GGD yang diterjunkan memang tidak semua putra daerah. Namun, para peserta guru SM3T yang telah teruji di lapangan. Khususnya, ia melanjutkan, mengajar di tempat yang sulit dan terbatas fasilitasnya.

“Kita lihat di Amerika Serikat. Perusahaan Microsoft misalnya, banyak pekerjanya bukan orang Amerika asli, akan tetapi dari India, dan negara lainnya. Karena anak-anak di India itu rajin dan mahasiswanya belajar sangat bagus,” katanya.

CPNS GGD terpilih dari latar belakang dan pengalaman yang berbeda dari berbagai pelosok tanah air. Seperti, Pendidikan Profesi Guru (PPG) SM-3T, yaitu program yang pesertanya telah mengikuti pengabdian sebagai Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM-3T); PPG S1 PGSD berasrama; PPG Basic Science dan PPGT yaitu program PPG yang terintegrasi dengan program S1 akademik.

Para pendidik dari luar daerah yang diterjunkan ke daerah penempatan diharapkan mampu memotret permasalahan pendidikan yang mendasar di daerah 3T. “Bukan hanya sebagi guru, tapi juga agen perubahan, motivator,” ujarnya.

Penugasan yang tertunda

Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Ditjen GTK, Anas M. Adam menjelaskan adanya persoalan administrasi sehingga penerbitan SK dan pemberangkatan GGD angkatan kedua tertunda.

“Program ini berkaitan dengan instansi-inatansi lain, termasuk pemerintah daerah,” katanya.

Permasalahan lain selama proses perekrutan CPNS GGD tahap dua ini di antaranya pemerintah daerah yang kurang aspiratif. Bahkan, sampai saat terakhir batas penentuan ada dua kabupaten tidak mengirimkan nama CPNS untuk formasi GGD.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau