KILAS

Pejuang Pendidikan di Tanah Orang

Kompas.com - 31/10/2017, 13:12 WIB

KOMPAS.com - Sri Hartati, perempuan paruh baya yang bekerja sebagai guru Taman Kanak-Kanak (TK)  melepas putranya untuk berkarya di negeri jiran. Tak hanya Sri, orangtua lain pun tampak mendampingi putra-putrinya yang siap bertugas ke Malaysia sebagai guru.

Sri yakin putranya, Reza Setiawan mampu menjalankan tugas negara untuk mengajar anak-anak TKI di tanah orang. Ia dan suaminya, Sodikin, menitip pesan agar Reza tidak menyerah dalam menghadapi aneka tantangan di tempat bertugas.

“Saya doakan semoga Reza betah dan menjalankan tugas dengan baik, “ ungkapnya.

Reza yang merupakan sarjana kependidikan itu pernah mengikuti program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T) di Nusa Tenggara Timur selama setahun. “Insya Allah, Reza akan betah di sana, “ katanya usai acara pengukuhan serta pelepasan guru ke Malaysia tahap delapan di Hotel Golden Boutique, Kemayoran, Senin (7/8/2017).

Sodikin sangat mendukung pilihan Reza untuk mengajar anak-anak TKI. Meski dukungan itu artinya dia harus berpisah dari putranya.

“Insya Allah akan diberi jalan terbaik. Dia sendiri yang memilih, jadi biarlah dia mencari pengalaman. Mumpung masih muda, “ kata pria asal Cirebon , Jawa Barat,  yang berprofesi sebagai kontraktor.

Guru yang ditugaskan mengajar anak-anak TKI di Malaysia Guru yang ditugaskan mengajar anak-anak TKI di Malaysia

Berada di ruang yang sama, Oke Mulyani, seorang Ibu asal Subang, Jawa Barat mengantar anaknya, Sri Hartati yang juga akan bertugas mengajar anak-anak TKI di Malaysia.

“Sebagai orang tua, Saya mengharapkan anak saya akan tabah menjalani pekerjaan di sana, “ kata wanita yang berprofesi sebagai guru Sekolah Luar Biasa Subang tersebut.

Kebetulan, anaknya, Sri Hartati juga mengambil jurusan S1 Pendidikan Luar Biasa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. “Yang terpenting saat ini, semoga anak saya bisa menjalankan tugas dalam lindungan Allah” ujarnya.

Setelah dilaksanakan pertama kali pada 2006, pengiriman guru ke Malaysia kini sudah memasuki tahap ke-8. Pada tahap ini, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), mengirim 83 guru yang disebar ke berbagai lokasi di Malaysia.

Medan tugas

Sesampai di Malaysia, acara serah terima guru berlangsung Selasa malam (8/8/2017) di  Hotel Grand Borneo di Kinabalu.

Para guru mengenakan seragam lengkap, berjas hitam, dan sebagian berpeci hitam. Dalam acara tersebut, para guru diserahterimakan oleh Kemendikbud RI kepada para Kepala Perwakilan Indonesia di lokasi tugas masing-masing guru.  

Sebagian besar guru yaitu 73 orang bertugas di Negeri Bagian Sabah, Sarawak sembilan  orang, dan Johor Bahru satu orang.

Acara serah terima dihadiri Konsulat Jenderal (Konjen) RI untuk Sabah dan WP Labuan, Konjen RI Kuching, Konjen RI Johor Bahru, Konsul RI Tawau, wakil dari NGO Humana, wakil dari Kepolisian PDRM Malaysia, wakil dari Jabatan Pendidikan Malaysia, serta tamu undangan.

Dalam sambutannya, Kasubdit PK-PLK dan SILN yang mewakili Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Nike Kusumahani mengapreasiasi berbagai pihak yang mendukung proses pengiriman guru tahap  delapan tersebut.

koordinator wartawan Nunukan Rusman. Bersimpati dengan anak TKI yang kejar Jokowi, sejumlah wartawan di Nunukan berikan bingkisan kepada Ratih.KOMPAS.com/SUKOCO koordinator wartawan Nunukan Rusman. Bersimpati dengan anak TKI yang kejar Jokowi, sejumlah wartawan di Nunukan berikan bingkisan kepada Ratih.

“Terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada Perwakilan RI Kota Kinabalu yang menjadi tuan rumah acara penerimaan guru yang datang dari Jakarta, untuk menyukseskan pendidikan anak bangsa di Malaysia,“ katanya.

Pada malam itu juga dilaksanakan penandatanganan berita acara serah terima guru tahap delapan yang dilakukan oleh perwakilan Kemendikbud, KJRI Kota Kinabalu, KJRI Kuching Sarawak, KJRI Johor Bahru dan KJRI Tawau.

Para malam itu, para murid Indonesia yang bersekolah di Malaysia menampilkan sebuah tari tradisional asal Jawa Barat.

Hari selanjutnya (9/8/2017), para guru didampingi pembimbing berangkat menuju lokasi tugas.

Guru-guru yang menuju Miri, Sarawak menggunakan pesawat yang dilanjutkan perjalanan darat ke medan tugas.  Sedangkan, para guru yang bertugas di Sandakan dan Tawau menumpang bus menuju sekolah masing-masing.

Sebagian besar guru akan mengajar di sekolah-sekolah  yang berada di ladang kelapa sawit dan karet, lokasi di mana para orang tua peserta didik tengah mencari nafkah.

Berdasar data Kemendikbud per Agustus 2017, jumlah guru Indonesia yang sedang bertugas di Malaysia sebanyak 321 orang. Adapun jumlah siswa di Malaysia yang sudah tertampung sebanyak 26.435 anak yang tersebar di 360 lembaga pendidikan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau