KILAS

Guru Diajak Ubah Sikap dan Mental dalam Mendidik Siswa

Kompas.com - 24/11/2017, 16:19 WIB
Kurniasih Budi

Penulis


KOMPAS.com - Pemerintah tidak menutup mata atas fakta adanya guru yang menjalani profesi sekadar untuk mendapat lapangan kerja, bukan pengabdian.

Fenomena itu berdampak tidak baik bagi pembentukan karakter siswa. Salah satu contohnya, guru tidak hadir di kelas, padahal telah mendapat tunjangan mengajar.

Berdasarkan kajian World Bank, peningkatan tunjangan profesi guru tidak berdampak langsung pada peningkatan profesionalitas mereka.

"Para guru harus mengubah sikap dan cara berpikir bahwa mereka adalah seorang guru, bukan sekadar 'tukang batu' yang bekerja dengan modal fisik," ujar Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Anas M Adam di Hotel Ambara, Kamis (23/11/2017) malam.

Baca: Pendidikan Karakter dan Keteladanan Guru Jadi Tema Utama Hari Guru


Anas M Adam yang berbicara dalam pembukaan seminar nasional bertema "Membangun Pendidikan Karakter Melalui Keteladanan Guru Pendidikan Dasar" itu mengatakan bahwa guru bertugas mendidik siswa berarti membentuk pribadi-pribadi manusia.

Dengan tugas itu, kata Anas, guru harus mau memacu diri untuk meningkatkan kemampuan mengajar.

Terlebih lagi, saat ini, penguatan pendidikan karakter menjadi program prioritas pemerintah. Pendidikan karakter diterapkan secara terintegrasi dalam mata pelajaran dan keseharian.

Nilai-nilai baik diterapkan sehari-hari di lingkungan sekolah agar menjadi kebiasaan. Sikap dan perilaku guru sebagai pendidik menjadi kunci pembentukan karakter. Dengan demikian, guru harus bisa memberi keteladanan dalam keseharian agar anak berkarakter baik.

"Jangan sampai guru justru memberi contoh yang tidak baik. Misalnya, memberi jawaban saat anak melaksanakan ujian nasional. Itu justru menipu anak untuk mengenali dan menerima diri mereka apa adanya," katanya.

Sahril Anci, seorang guru garis depan yang bertugas di Kabupaten Manokwati Selatan, Papua Barat, mendampingi siswa SMP Negeri Mowi Waren, Papua Barat dalam kegiatan kepramukaan.Dok. Sahril Anci Sahril Anci, seorang guru garis depan yang bertugas di Kabupaten Manokwati Selatan, Papua Barat, mendampingi siswa SMP Negeri Mowi Waren, Papua Barat dalam kegiatan kepramukaan.

Bantuan yang diberikan guru kepada siswanya tersebut justru menjerumuskan anak untuk malas belajar dan tidak mau bekerja keras.

"Kenapa banyak korupsi? Karena anak dididik tidak benar, tidak jujur, dengan penipuan nilai ujian," katanya.

Peringatan Hari Guru Nasional tahun ini mengangkat tema "Membangun Pendidikan Karakter Melalui Keteladanan Guru."

Puncak peringatan Hari Guru dirayakan dengan upacara yang akan dipimpin oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sabtu (25/11/2017).

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan sendiri mengajak seribu guru dan tenaga kependidikan dari semua provinsi di Indonesia untuk menjadi peserta peringatan Hari Guru Nasional yang berlangsung pada 23-25 November 2017 itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau