KOMPAS.com - Tantangan yang dihadapi anak saat ini sangat berbeda dengan masa sebelumnya. Oleh karena itu, dunia pendidikan, khususnya para guru dituntut untuk menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.
Siswa yang tengah tumbuh berkembang berada pada masa revolusi industri tahap IV yang ditandai dengan kemajuan teknologi digital yang sangat pesat.
Guru sekarang menghadapi generasi milenial atau generasi digital yang ditandai dengan adanya fenomena baru. Perubahan peradaban termasuk di bidang teknologi mesti disikapi dengan tepat oleh para guru. Oleh sebab itu, strategi pembelajaran di dunia pendidikan juga harus disesuaikan.
Baca: Guru Mesti Update Informasi dan IPTEK
Perubahan zaman ditandai dengan besarnya urbanisasi global dan lingkungan yang berubah drastis. Setidaknya, sekitar 35 persen pekerjaan yang ada sekarang mungkin akan hilang di masa yang akan datang. Sementara, 65 persen pekerjaan lainnya akan menghadapi kompetisi yang sangat ketat.
Perubahan itu diprediksi terjadi karena adanya kemudahan migrasi tenaga profesional ke berbagai wilayah. Migrasi 14,2 juta jiwa tenaga profesional bakal terjadi di Asia.
Dengan demikian akan terjadi persaingan sengit yang akan dirasakan juga oleh para profesional Indonesia.
“Agar anak didik kita bisa bersaing menghadapi persaingan tersebut, maka guru harus merespon dengan strategi yang tepat agar anak didik bisa memenangi persaingan,” kata Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Arie Budiman saat peringatan Hari Guru Nasional di Plaza Insan Berprestasi, Kantor Kemendikbud, Jumat (24/11/2017).
Menurut dia, saat ini ada 132, 7 juta penggunaan internet dan 34 juta pelajar berlangganan internet. Dengan kondisi yang sangat menantang tersebut maka guru selalu mengawasi konten yang diakses pelajar.
“Awasi konten negatif di media sosial. Ini adalah tantangan yang sangat berat karena saat ini pelajar kita berjumlah sekitar 50 juta,” katanya.
Menghadapi tantangan berat, maka guru tak bisa menyelesaikan sendiri. Guru harus menggandeng keluarga, sekolah dan masyarakat sekaligus. Guru harus bisa menjadi penghubung orang tua, masyarakat dan lingkungan sekitar.
Arie Budiman mengajak guru untuk mengoptimalkan potensi demi meningkatkan kualitas anak didik melalui olah fikir, olah rasa, olah hati dan olah raga.
Baca: Bukan Cuma Guru, Orangtua Juga Berperan Mendidik Karakter Anak
Pemerintah, ia melanjutkan, menyadari bahwa sarana pendidikan di tanah air memang masih banyak kekurangan.
Masih banyak siswa dan guru di daerah terluar, tertinggal dan terdepan (daerah 3T)yang harus melewati sungai, lembah dan jalan yang tidak memadai.
Sementara, dii sisi lain kecederungan global yang makin terbuka dan banyak pengaruh asing yang masuk ke Indonesia, membuat tantangan pendidikan makin berat.
“Bagaimanapun Indonesia bertekad untuk membentuk generasi emas 2045 yang berjiwa Pancasila. Untuk itu penguatan pendidikan karakter sangat relevan dilaksanakan saat ini,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.