Pasca-pembekalan yang dilakukan, 92,2 persen peserta menyatakan mengerti dan tidak keberatan dengan Program Keahlian Ganda yang memakan waktu 12 bulan.
Selain itu, para guru menilai layanan yang diberikan selama pelatihan sangat memadai.
Terkait dengan ketentuan-ketentuan pelaksanaan Program Keahlian Ganda, 88 persen responden menyatakan paham terhadap pelaksanaan program ini.
Selama pelaksanaan Program Keahlian Ganda, peserta dituntut melaksanakan tugas-tugas yang cukup berat, ada konsekuensi untuk belajar mandiri dan atau terbimbing.
Guru SMA Negeri Maurole, Anna Mery Nona Tres, mengatakan program Guru Keahlian Ganda sangat bermanfaat bagi pengembangan profesi guru.
Ia berharap dengan mengikuti program tersebut, ketentuan jumlah minimal jam mengajar dapat terpenuhi. Dengan begitu, ia bisa mendapat tunjangan profesi guru.
“Semoga kami masih diberi kesempatan untuk mengikuti diklat-diklat lainnya yang menunjang profesi guru,” katanya.
Akan tetapi, banyak peserta yang kurang memperhitungkan jadwal dan kondisi serta problem domestik. Berdasarkan data Ditjen GTK, 2.268 orang dari 12.324 peserta mundur atau hampir 18 persen.
Dampak langsung dari program ini adalah bertambahnya guru produktif SMK. Program ini akan menggairahkan pembelajaran di SMK.
Sementara, Guru SMAN 19 Batam, Rahman, mengatakan Program Keahlian Ganda merupakan langkah tepat untuk memenuhi kekurangan jumlah guru produktif.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.