5 Ciri Anak Mengalami Gangguan Belajar

Kompas.com - 20/07/2018, 19:39 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Masuk tahun ajaran baru merupakan saat tepat bagi orangtua mewaspadai masalah gangguan belajar pada anak

Pada anak-anak wajar jika sesekali mengalami kesulitan memperlajari hal-hal baru dalam hidupnya, misalnya saja belajar baca tulis.

Namun jika keluhan kesulitan belajar cenderung konsisten dan berlanjut hingga anak beranjak dewasa, kemungkinan ada kondisi medis tertentu mendasarinya. Salah satu diantaranya adalah disleksia.

1. Bukan penyakit mental  

Haywitz SE dalam bukunya "The Education of Dyslexic Children from Childhood to Young Adulthood" mengatakan bahwa disleksia bukan sebuah penyakit mental. Disleksia adalah salah satu jenis ketidakmampuan atau gangguan belajar pada anak yang umum terjadi.

Anak mengalami gangguan ini biasanya agak sulit mengeja kata-kata atau bahkan sulit membaca. Sayangnya, meski kemampuan berpikir mereka bisa dikatakan di atas rata-rata, tetapi pada dasarnya mereka sulit memahami pelajaran dari segi visual atau suara.

2. Ciri-ciri disleksia pada balita

Beberapa ciri disleksia pada anak balita atau TK diantaranya:

  • Lambat berbicara
  • Agak susah melafalkan sesuatu
  • Sulit membedakan kata-kata serupa atau huruf serupa (seperti b dan d)
  • Mengalami kesulitan belajar huruf-huruf dasar (alfabet), sulit membedakan atau mengetahui warna-warna
  • Sulit mengingat hal-hal dari film atau sesuatu yang ia sukai

Baca juga: Nah Ini Dia, Jadwal Libur Tahun Ajaran 2018/2019

Ciri-ciri disleksia pada anak usia sekolah SD:

  • Anak sulit membaca, mengeja, dan menulis
  • Anak akan sulit untuk mempelajari bahasa asing
  • Apabila mengerjakan sesuatu, khususnya PR, akan kurang rapi tulisan atau pola nya
  • Sulit mengingat nomor yang lebih dari satu angka
  • Sulit mengikuti arah, kanan maupun kiri

3. Tindakan orangtua

Orangtua perlu cepat tanggap dan peka terhadap kondisi anak bila mulai menunjukan gejala atau ciri gangguan sulit belajar ini sejak dini.

Hal ini dapat berimbas kepada kondisi psikologis anak. Anak dapat merasa depresi dan akan minder, menurunkan kepercayaan diri serta sosialisasinya di lingkungan sekolah karena ketidakmampuannya tersebut.

Tidak ada cara bisa mengobati ketidakmampuan belajar ini, karena pada dasarnya bukanlah suatu penyakit berbahaya. Orangtua bisa melakukan terapis atau metode untuk melatih anak bisa berlaku normal di masyarakat. Contohnya dengan latihan membaca atau menulis untuk anak yang mengidap gangguan sulit belajar.

Lebih jauh lagi, mengenali dan mengatasi gangguan belajar memerlukan langkah bertahap dan dukungan profesional diantaranya dengan melakukan konsultasi pada psikolog anak atau terapis pendidikan anak.

  • ywitz BA. 2008. The Education of Dyslexic Children from Childhood to Young Adulthood. Connecticut US: Department of Pediatrics, Yale University School of Medicine.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau