Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diba, Beswan Djarum Berjuang Lintas Ilmu di Ajang AMUNC 2018 Australia

Kompas.com - 25/07/2018, 19:22 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Keikutsertaan Muthia Farah Diba Damanik atau yang akrab disapa Diba pada acara Asia-Pacific Model United Nations Conference (AMUNC) 2018 di Sydney, Australia, merupakan kejadian yang tidak pernah ia sangka sebelumnya.

"Bagaimana bisa seorang mahasiswa gizi tingkat akhir, yang tidak mengetahui apa-apa tentang hubungan internasional, apalagi politik dan kebijakan luar negeri, ditambah tidak pernah mengikuti Model United Nations bisa berkesempatan ikut ajang internasional berprestise seperti AMUNC?" ragu Diba saat menceritakan pengalamannya kepada Kompas.com.

1. Semangat mempelajari hal baru

Namun Diba mahasiswi Institut Pertanian Bogor ini sudah lama berkeinginan untuk mengikuti acara MUN. Diakuinya, ia merupakan tipe orang menyukai tantangan dan hal baru. Ketidaktahuan dan ketiadaan pengalaman bukan alasan baginya untuk menjadi takut dan tidak mencoba.

"Ketika pendaftaran dibuka, rasa penasaran dan ingin berpartisipasiku berada pada tingkat maksimal. Meskipun kemungkinannya sangat kecil, aku tetap berusaha mendaftarkan diri dan menyiapkan segala persyaratannya," ceritanya.

 

Baca juga: Delegasi Beswan Djarum Rebut Dua Penghargaan Debat Internasional

Pengalamanku di dunia MUN mungkin nol besar tapi aku memiliki keinginan dan semangat besar mempelajari hal yang baru, kata Diba. 

Setelah menunggu selama kurang lebih 1 bulan, akhirnya Tuhan menjawab doa-doanya. Djarum Foundation memberikanku kesempatan dan kepercayaan menjadi salah satu delegasi AMUNC 2018.

"Tidak bisa dijelaskan bagaimana perasaanku saat itu. Senang, bangga, tidak percaya, excited, semua bercampur jadi satu. Rasanya seperti salah satu mimpiku menjadi nyata," lanjutnya.

2. Pelatihan intensif 

Pasca pengumuman award bersama delegasi Djarum FoundationDok. Djarum Foundation Pasca pengumuman award bersama delegasi Djarum Foundation

Sebelum berangkat menuju AMUNC di Sydney, Diba bersama 9 delegasi diberikan pelatihan selama 4 kali. Setiap weekend selama 4 minggu mereka berkumpul di Jakarta mempelajari semua hal dibutuhkan untuk AMUNC.

Materi pelatihan mulai dari hal dasar seperti pengenalan terhadap Perserikatan Bangsa-Bangsa, apa itu MUN, berlatih public speaking, hingga ke bagian kompleks seperti cara riset, negosiasi, dan mempersiapkan dokumen konferensi. 

"Hal paling kuingat dari pelatihan adalah berada di AMUNC bukan untuk mendominasi, tapi untuk memimpin. Bukan untuk mendikte, tetapi mengakomodasi kelancaran jalannya konferensi guna mendapatkan solusi yang dapat diterima oleh forum," jelas Diba.

Setelah melewati semua proses pelatihan dan semua strategi telah disusun serapi mungkin, tiba saatnya kami untuk berangkat ke Sydney, lanjutnya

3. Berada di komite WHO

Kesepuluh Beswan, sebutan bagi penerima beasiswa Djarum, merupakan single delegate. Artinya, mereka berada di komite berbeda dan mewakili negara yang berbeda pula.

"Aku berkesempatan berada di komite World Health Organisation (WHO) sebagai wakil dari Jepang. Ada 11 orang delegate di komite WHO saat itu, dan tentu saja aku sangat gugup pada awalnya," Diba menceritakan pengalamannya.

Aku mencoba untuk memberanikan diri dan segera berusaha untuk menyesuaikan diri secepatnya dengan lingkungan baru, katanya lagi.

Sidang konferens yang berlangsung selama 5 hari benar-benar tidak terasa. Diba akhirnya bisa mengaplikasikan semua ilmu didapat selama pelatihan, bahkan mengembangkannya.

4. Membawa pulang penghargaan

Delegasi Djarum Foundation di depan Sydney Opera HouseDok. Djarum Foundation Delegasi Djarum Foundation di depan Sydney Opera House

Mengikuti AMUNC 2018 benar-benar memberikan banyak pengalaman dan pelajaran berharga bagi Diba.

Mulai dari mengatasi perbedaan budaya, cara bersikap seperti diplomat,mengatasi perbedaan pandangan dan pendapat, menuangkan gagasan, hingga bagaimana menghasilkan resolusi tepat untuk masalah global serta tentu saja memiliki banyak teman baru dari berbagai penjuru dunia. 

"Tidak hanya pengalaman baru, aku dan teman-teman satu delegasi juga membawa pulang beberapa award dari AMUNC. Salah satunya Best EALD, English as Additional Language/Dialect Delegation," kata Diba.

Pengalamanku AMUNC selamanya menjadi momen tidak terlupakan, lanjutnya.

Menutup cerita, Diba menyampaikan pengalaman ini tidak hanya memperluas wawasan dan membantuku mengembangkan diri, tetapi juga meningkatkan kepercayaan diri dan membuatku percaya: tidak ada yang tidak mungkin selama niat masih ada, usaha terus dilakukan, dan doa selalu dipanjatkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com