Cerita Lolita, Anak Penjual Air yang Ikut Indonesia Youth Exchange ke Thailand

Kompas.com - 17/08/2018, 12:38 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Lolita Noor Amalia berfoto dengan bapaknya.Dok. Lolita Lolita Noor Amalia berfoto dengan bapaknya.
"Waktu saya mau masuk kuliah, ibu sakit kanker. Awal kuliah, ibu saya meninggal," kata Lolita, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (17/8/2018).

Ia sempat berjualan baju di Pasar Todanan, Blora, menggantikan ibunya yang saat itu sedang sakit.

"Saya berangkat setengah 5, selepas subuh," lanjut dia.

Lolita selalu mengingat pesan ibunya, yang kini menjadi pemicu semangatnya.

"Jadi perempuan harus punya masa depan, biar dihargai orang lain," kata Lolita.

Utang untuk kuliah

Lolita diterima di Unnes pada 2016 melalui jalur SNMPTN.

Sebelum mendapatkan besiswa bidik misi, Lolita berstatus mahasiswa reguler, di mana ia harus membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) awal.

UKT awal saat itu yang harus ia bayarkan sekitar Rp 3.250.000.

"Bagi saya berat, karena posisi ibu lagi sakit. Biaya UKT dulu pinjam (orang lain)," kata dia.

Kini, ia terus berupaya untuk menyelesaikan kuliah dan berjuang menggapai mimpinya.

"Ketika kita punya mimpi, bangun dan kejar. Ketika materi menjadi halangan, tidak perlu khawatir. Rezeki Allah di mana-mana," ujar Lolita.

Kompas TV Maczone ini menggunakan gelombang ultrasonic ozone dan teknik coating atau pelapisan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau