Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Indy Hardono
Pemerhati pendidikan

Saat ini bergiat sebagai koordinator tim beasiswa pada Netherlands Education Support Office di Jakarta. Sebelumnya, penulis pernah menjadi Programme Coordinator di ASEAN Foundation. 

Proklamasi, Sebuah Overture Kebangsaan...

Kompas.com - 20/08/2018, 10:26 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Editor Latief

Uang miliaran "dibuang" untuk sebuah pilkada tingkat kabupaten yang pendapatan daerahnya mungkin lebih kecil dari biaya pilkada itu sendiri. Ini sungguh suatu demokrasi yang teramat mahal dan mencekik rakyat.

Kita memang memilih langsung wakil kita, gubernur kita, presiden kita, tapi sudahkah proses dan spirit demokrasi kita selaras dengan cita-cita proklamasi? Rakyat seakan dipaksa untuk menikmati orkestra musik dangdut yang diawalnya dibuka oleh overture musik klasik.

Lalu, mana komposisi dan gubahan cantik tentang demokrasi yang bernafaskan kedaulatan rakyat dan persatuan Indonesia? Mengapa bukan itu saja yang dipertontonkan di berbagai media oleh semua yang mengatasnamakan rakyat dan menganggap dirinya pantas untuk memimpin orkestra ini?

Standing Ovation

Negara ini tidak perlu overture lagi yang sudah dimainkan dengan sangat ciamik oleh Soekarno, Hatta, dan juga para pendahulu lainnya seperti Cokroaminoto, Muhammad Yamin, Ki Hajar Dewantara dan Wahidin Sudirohusodo.

Yang harus kita lakukan sekarang dan nanti adalah menampilkan komposisi dan gubahan indah yang mengamplifikasi overture tersebut. Telah 73 tahun kita merdeka. Sudah berapa standing ovation kita dapatkan dari rakyat dan dunia?

Apakah kita mampu mendapat standing ovation di tahun 2045 sebagai 'the 4th largest economy' yang dibarengi dengan lompatan Human Development Index (HDI) yang sekarang masih di level 113 dari 188 negara?

Orkestra ini bernama Indonesia. Kita tak perlu overture baru. Yang kita perlukan adalah komposisi dan gubahan yang mengartikulasi dan mengelaborasi overture dan juga seorang konduktor yang dapat memahami, menghayati dan memimpin orkestra tersebut dengan lincah dan penuh kecintaan sehingga di setiap akhir komposisi yang dimainkan penonton akan berdiri untuk sebuah standing ovation, bukan lemparan telur busuk.

Dirgahayu negeriku! Dirgahayu Indonesia ke-73

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com